Serangan rudal Rusia di wilayah Odesa, Ukraina, pada Jumat (1/7/2022) pagi mengakibatkan 21 orang tewas termasuk anak-anak.
- Kebakaran Berulang di Kebun Sawit Asal Malaysia [TAMAT]
- Korban Truk Tangki Modifikasi Meledak di Lubuklinggau Bertambah
- Padat Pengunjung, Perayaan Malam Tahun Baru di Jembatan Ampera Palembang Dijaga Ketat Petugas
Baca Juga
Sebagian besar korban meninggal akibat serangan rudal Rusia di Ukraina tersebut sedang berada di gedung apartemen dan perkemanahan.
Media Ukraina melaporkan, selain korban jiwa, ada 38 orang mengalami luka, termasuk enam anak dan seorang ibu hamil. Mereka saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
Terkait dengan serangan itu, Kepala Dinas Keamanan Ukraina, SBU, Ivan Bakanov buka suara atas serangan itu.
Ivan menyebut, serangan rudal Rusia sebagai tindakan yang keji karena menyerang warga sipil.
"Para penjajah tidak bisa menang di medan perang, jadi mereka melakukan pembunuhan keji terhadap warga sipil," Bakanov, seperti dikutip dari AP, Sabtu (2/7).
"Setelah musuh diusir dari Pulau Ular, dia memutuskan untuk membalas dengan penembakan sinis terhadap sasaran sipil," sambugnya.
Pihak berwenang Ukraina menafsirkan serangan itu sebagai balasan atas pasukan Rusia yang dipaksa keluar dari Pulau Ular sehari sebelumnya, meskipun Moskow menggambarkan kepergian mereka sebagai "isyarat niat baik" untuk membantu membuka blokir ekspor gandum dari negara itu.
Pasukan Rusia mengambil alih Pulau Ular pada hari-hari awal perang dengan harapan nyata untuk menggunakannya sebagai tempat pementasan untuk menyerang Odesa, pelabuhan terbesar Ukraina dan markas angkatan lautnya.
- Trump Desak Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Selama 30 Hari Tanpa Syarat
- AS Berhenti Bagi Informasi Intelijen dengan Ukraina
- Ukraina Hadapi Ancaman Penghentian Starlink dari AS