Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 rencananya akan menggunakan salju buatan di beberapa venue. Rencana ini sontak menuai kritik keras dari ahli ekologi lantaran dinilai menjadi ancaman bagi lingkungan.
- Anthony Ginting Tumbang dari Wakil China, Berharap Dapat Medali Perunggu
- Tahun Ini, Asprov PSSI Sumsel Pastikan Gelar Piala Soeratin U-17
- Timnas Indonesia vs Yordania, Tiga Pemain Ini Patut Diwaspadai Skuad Garuda
Baca Juga
Penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi olahraga di Universitas Loughborough Madeleine Orr menunjukkan, rencana tersebut bukan hanya merusak lingkungan, namun juga mengancam satwa liar setempat.
“Ketika Anda meletakkan salju buatan di tempat yang tidak memiliki salju alami sama sekali, seperti Beijing, Anda memasukkan banyak air ke tempat yang tidak diharapkan oleh tanah dan tanaman di sana,” ujarnya, seperti dikutip VOA.
Untuk menghasilkan salju yang layak bagi Olimpiade Beijing, ia melanjutkan jumlah air yang digunakan akan sangat besar. Diperkirakan dibutuhkan 49 juta galon atau 185 juta liter air jika semua berjalan dengan lancar.
Tetapi jika kondisi panas selama beberapa hari, maka memerlukan lebih banyak air untuk menutupi salju yang meleleh. Itu bisa mencapai di atas 50 juta galon atau 189 juta liter air.
“Kami memperkirakan, ketika Anda membuat salju sebanyak itu, penggunaan energinya luar biasa,” ucap Orr.
- Kylian Mbappe Cetak Dua Gol, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Liverpool vs Real Madrid: Balas Dendam Salah di Final Liga Champions
- Pulangkan 8 Pemain, Ini 22 Pemain Tim U19 yang Dibawa ke Toulon Cup 2022