Roman Abramovich Jual Chelsea Untuk Korban Ukraina

Roman Abramovich/net
Roman Abramovich/net

Roman Abramovich mengonfirmasi keputusannya untuk menjual Chelsea Football Club. Semua hasil bersih dari penjualan akan disumbangkan kepada korban perang di Ukraina.


Hal itu disampaikan oleh Abramovich lewat keterangan resminya yang dikutip dari situs resmi Chelsea pada Kamis (3/3).

"Seperti yang telah saya nyatakan sebelumnya, saya selalu mengambil keputusan dengan kepentingan terbaik klub. Dalam situasi saat ini, karena itu saya telah mengambil keputusan untuk menjual klub, karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik klub, para penggemar, karyawan, serta sponsor dan mitra klub," kata Abramovich.

Ia mengatakan, penjualan klub tidak akan dipercepat dan akan mengikuti proses hukum. Ia juga menyebut tidak akan menagih semua uang yang dipinjam oleh klub.

Abramovich memberikan pinjaman 1,5 miliar pound kepada Chelsea setelah membeli klub dalam kesepakatan 140 juta pound pada tahun 2003.

"Ini bukan tentang bisnis atau uang bagi saya, tetapi tentang hasrat murni untuk permainan dan klub," ujarnya.

Lebih lanjut, Abramovich, mengaku telah menginstruksikan tim untuk mendirikan yayasan amal yang akan mengatur hasil bersih penjualan untuk kepentingan semua korban perang di Ukraina. Ini termasuk menyediakan dana penting untuk kebutuhan mendesak dan mendesak para korban, serta mendukung pekerjaan pemulihan jangka panjang.

"Perlu diketahui bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit untuk dibuat, dan menyakitkan bagi saya untuk berpisah dengan klub dengan cara ini. Namun, saya yakin ini adalah kepentingan terbaik klub," jelasnya.

Awal pekan ini, anggota parlemen Partai Buruh Chris Bryant menggunakan Hak Istimewa Parlemen untuk mengungkapkan bahwa Abramovich menjual rumahnya di Inggris dan flat lain.

Menurut Bryant, miliarder Rusia itu takut akan sanksi yang diberlakukan Barat sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin.

Abramovich secara terbuka mengakui dia ingin menjual klub, dengan miliarder Swiss Hansjorg Wyss.