“Rindu dan Doa Kami Tak Pernah Berhenti” Jadi Tema Peringatan 17 Tahun Tsunami Aceh

Suasana peringatan 17 tahun tsunami Aceh di objek wisata peninggalan tsunami Kapal di Atas Rumah, Lampulo, Banda Aceh, Sabtu malam (25/12). (rmolaceh)
Suasana peringatan 17 tahun tsunami Aceh di objek wisata peninggalan tsunami Kapal di Atas Rumah, Lampulo, Banda Aceh, Sabtu malam (25/12). (rmolaceh)

Dalam rangka mengenang tragedi bencana tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004, serangkaian acara dilakukan di salah satu objek wisata peninggalan tsunami Kapal di Atas Rumah, Lampulo, Banda Aceh, Sabtu malam (25/12).


Acara pameran foto dan doa bersama ini diadakan oleh AJI Banda Aceh, IJTI Aceh, PFI Aceh dan PWI Aceh. Pada kegiatan itu juga diikuti oleh warga sekitar.

“Rindu dan Doa Kami Tak Pernah Berhenti” diangkat menjadi tema khusus untuk jadi pengingat bagi jurnalis Aceh akan rekan-rekannya yang tewas terseret ombak tsunami. Nyala 17 obor dari batang bambu menambah khusyuk acara peringatan 17 tahun tsunami Aceh itu.

Masyarakat dan para partisipan hanyut dalam emosi. Genangan air mata pun tak bisa dibendung lagi. Kenangan akan sanak saudara famili, keluarga bahkan kerabat dekat mereka hilang terseret ombak.

Ketua AJI Banda Aceh, Juli Amin mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenang teman-teman jurnalis yang menjadi korban tsunami Aceh.

Pada peringatan 17 Tahun Tsunami Aceh itu, Juli berharap agar apa yang terjadi di Aceh 17 tahun silam dapat menjadi pelajaran dan sejarah untuk masyarakat Aceh.

“Kita tidak boleh melupakan sejarah, bencana yang lalu dapat menjadi pembelajaran buat kita agar lebih berikhtiar ke Yang Maha Kuasa,” kata Juli seperti diberitakan Kantor Berita RMOLAceh.

Ketua PFI Aceh, Bedu Saini menyebutkan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan organisasi jurnalis foto di Tanah Rencong. Di setiap tahun peringatan, pihaknya kerap memamerkan karya hasil bidikan anggota pewarta foto yang tersebar di wilayah Aceh.

Pihaknya sengaja mengambil tema ‘Tsunami Pandemi’, untuk mengingatkan kepada pengunjung bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

“Pameran ini untuk mengingatkan kita untuk tidak lupa dengan kejadian yang meluluhlantakkan Aceh. Kegiatan ini juga mengingatkan kita tentang bahayanya Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir,” ujar dia.