Resmikan Tol Bengkulu-Taba Penanjung, Presiden Jokowi Yakin Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Presiden Joko Widodo sat mersemikan  Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) di Gerbang Tol Bengkulu. (dok. Hutama Karya)
Presiden Joko Widodo sat mersemikan Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) di Gerbang Tol Bengkulu. (dok. Hutama Karya)

Proyek-Proyek Strategis Nasional (PSN) kian gencar dituntaskan, salah satunya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Pada hari ini, Kamis (20/7), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan secara langsung Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) di Gerbang Tol Bengkulu. 


Peresmian jalan tol pertama di Bumi Rafflesia ini ditandai dengan pemukulan alat musik 

Bengkulu ‘Raja Dol’ dan dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi. 

Pada kesempatan itu, Presiden didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Provinsi Bengkulu Rohidin Mersyah, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, dan sejumlah pejabat terkait lainnya. 

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung ini akan menunjang mobilitas logistik, mobilitas orang, dan akan memunculkan titik – titik pertumbuhan ekonomi baru. 

“Alhamdulillah, pada pagi hari ini Jalan Tol Ruas Bengkulu – Taba Penanjung akan beroperasi dengan total panjang yang telah selesai adalah 16,7 km menghabiskan anggaran Rp 4,8 triliun, ini merupakan bagian dari ruas Bengkulu ke Lubuk Linggau. Kita harapkan dengan selesainya jalan tol ini akan ruas akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, mobilitas orang dan barang, dan kita harapkan ini bisa mensejahterakan masyarakat kita, karena daya saing Bengkulu pasti akan meningkat lebih baik. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim. Pada pagi hari ini saya resmikan Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung di Kota Bengkulu,” ujar Jokowi. 

Pembangunan ruas tol di Bengkulu merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatra. 

Hal tersebut dilakukan agar akses jalur darat semakin mudah dan terjangkau, pungkas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam kunjungannya di Bengkulu, dikutip dari laman antaranews.com pada Selasa (24/1) lalu. 

“Sementara itu, perekonomian masyarakat khususnya di Provinsi Bengkulu telah membaik dan hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra sudah seimbang,” jelas Erick. 

Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung merupakan bagian dari feeder jaringan JTTS sepanjang ±98 km yang terbagi dalam 2 tahap. Untuk tahap 1 Bengkulu – Taba Penanjung dengan total panjang 16,7 km dan telah beroperasi sejak akhir tahun 2022, dan tahap 2 Lubuk Linggau – Taba Penanjung (80 km) yang masuk dalam tahap IV pembangunan JTTS sesuai Perpres No. 131 Tahun 2022. 

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo, mengatakan jalan tol ini memiliki kecepatan rencana sebesar 80 km/jam, masyarakat dapat menghemat waktu tempuh dari semula 1 jam menjadi kurang lebih kurang 15 menit dari Bengkulu ke Taba Penanjung. 

“Tidak hanya memangkas waktu tempuh, jalan tol yang membelah kawasan jalur dari bukit barisan ini juga dapat menjadi pilihan bagi hasil komoditas serta akses ke berbagai obyek pariwisata yang memiliki nilai bersejarah seperti contohnya ‘Rumah Pengungsian Bung Karno’,” jelas Tjahjo. 

Sementara itu, antusiasme masyarakat dalam menyambut kehadiran jalan tol ini juga bisa dilihat dari akumulasi Volume Lalu Lintas (VLL) kendaraan yang telah melintas pada jalan tol tersebut mencapai lebih dari 40 ribu kendaraan baik pada saat arus mudik dan arus balik Lebaran pada bulan April lalu. 

Hal ini memperkuat komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pengendara jalan tol. 

Pembangunan konstruksi jalan tol yang telah beroperasi sejak Triwulan II 2022 ini, dilakukan oleh anak usaha Hutama Karya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sejak September 2019 lalu, dan berhasil rampung pada Maret 2022. Adapun dalam tahap pembangunannya, HKI menerapkan berbagai teknologi digitalisasi konstruksi. 

“Untuk menunjang pembangunan proyek yang lebih efisien, HKI menerapkan teknologi Building Information Modelling (BIM) dan fotogrametri yang dapat membantu menghadirkan kondisi fisik real-time proyek Tol secara 3D visual, sehingga memudahkan pemantauan progres proyek,” terang Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti. 

Lebih lanjut, Aji juga menjelaskan lebih rinci tantangan yang dihadapi HKI dalam proses konstruksi jalan tol seperti kondisi topografi trase memiliki tantangan medan yang cukup berat, sehingga mengharuskan tim untuk ‘membelah bukit’ dengan ketinggian hingga 40 meter dan membangun jembatan dan pile slab untuk menyeberangi lembah dan sungai. 

Adapun untuk mencegah kelongsoran, HKI juga telah mengimplementasikan sejumlah metode diantaranya pada lereng dibuat sistem trap dan treatment dengan soil nailing. Selain itu, juga dilakukan penanaman vegetasi, hydroseeding, dan vetiver untuk mencegah erosi pada permukaan lereng akibat curah hujan. 

“Proteksi lereng harus dilakukan di proyek Jalan Tol Bengkulu –Taba Penanjung untuk mencegah erosi yang berpotensi mengganggu operasional jalan tol,” tutup Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti. 

Dalam proses pembangunan Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung, HKI melibatkan tenaga kerja lokal sebesar 60%. Sinergi antara sumber daya lokal dan nasional menjadi tumpuan pembangunan sehingga Jalan Tol Bengkulu – Taba Penanjung dapat diselesaikan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. 

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 411,5 km dan 610 km ruas tol Operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km).