Terkait rencana Badan Pengelola Hulu (BPH) Migas untuk mengkonversi bahan bakar kereta api (KA) batubara di Sumatera Selatan (Sumsel) dari selama ini menggunakan solar ke Liqufied Natural Gas (LNG) demi menghemat penggunaan BBM bersubsidi, mendapat sambutan positif Gubernur Sumsel Herman Deru.
- Peringatan Hari Indonesia Menabung: bank bjb dan Pemda Sumedang Dorog Budaya Menabung Sejak Dini
- Pasar Kreatif Mampu Geliatkan Perekonomian
- Targetkan 200.000 Unit Rumah, BTN Gelar One Stop Housing Solution BTN di Maros Sulsel
Baca Juga
Ditemui usai menerima Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dan Anggota Komisi VII DPR Yulian Gunhar serta Komite BPH Migas Ahmad Rizal yang melakukan kunjungan kerja dalam rangka pengaturan dan pengawasan atas penyediaan dan pendistribusian BBM di Provinsi Sumsel, Herman Deru berharap penerapan konversi bahan bakar KA di Sumsel ini dapat menjadi contoh secara nasional, karena pelaksanaan konversi bahan bakar KA di Sumsel ini menjadi yang kelima kalinya dilakukan di dunia.
"Mudah-mudahan ini menjadi contoh negara dunia ini yang kelima. Tapi ini harus ada keputusan dari manajemen," kata Herman Deru kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).
Lebih lanjut selaku Gubernur Sumsel Herman Deru menilai, kereta api pengangkut batubara di Sumsel termasuk tertinggi di Indonesia, karenanya Herman Deru berharap agar PT KAI dapat mengikuti program konversi bahan bakar KA yang diinisiasi BPH Migas ini, yang menurutnya sangat menguntungkan bagi lingkungan, karena emisi gas buangnya menjadi lebih baik dan hemat.
"Untuk start pelaksanaannya tergantung BPH Migas. Saya berharap ini mengurangi emisi buang yang efisiensinya 71 persen. Kalau dari profit KAI sangat diuntungkan sekali, tidak perlu pakai peralatan yang ribet untuk bisa mengkonversi itu. Harapannya kalau bisa, ini untuk menjawab kelangkaan solar di Sumsel sehingga alat transportasi bisa berjalan," pungkasnya.
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menyatakan, sudah ada MoU kerjasama antara Pertamina dan KAI sudah sejak 2015, tapi dengan support dari Gubernur Sumsel dan Komisi VII lebih cepat di proses. "Karena sumber gas di Sumsel lebih banyak," tandasnya.
- bank bjb Raih Predikat Top 100 Most Valuable Brands 2022
- 100.000 Hektare Rawa di Sumsel Bakal Dijadikan Lahan Pertanian Modern
- Tak Dapat Perhatian dan Perlindungan, Peternak Rakyat Gugat Presiden Rp 5,4 Triliun