Masyarakat Amerika Serikat merasa malu atas keputusan Presiden Donald Trump memutus pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO=Wolrd Health Organization). Sebab WHO bersama seluruh dunia tengah berjuang keras melawan pandemi virus corona.
- Polres dan Dinas Perdagangan Periksa Takaran SPBU di Banyuasin
- Garap Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, BTN Siapkan Rp 2 Triliun untuk 10 Ribu FKTP
- PLN UID S2JB Resmikan Gedung Baru ULP Muko-Muko untuk Tingkatkan Pelayanan Listrik
Baca Juga
Lawrence Gostin, pakar dari Universitas Georgetown, menyebut pemotongan dana kepada WHO saat krisis kesehatan global sebagai hal yang memalukan. Dia pun memperingatkan bahwa hal ini akan menyebabkan kematian dan berbalik merugikan Amerika Serikat.
"Sungguh tidak bijaksana ketika saat ini kerja sama global justru lebih dibutuhkan," kata Gostin dalam serangkaian cuitan di Twitter kemarin seperti dilansir JPNN.Com, Rabu (14/4/2020).
Dalam pidato yang disampaikan dari Jenewa pekan lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menyerukan agar para pemimpin berhenti memolitisasi virus ini di tingkat nasional dan global.
"Kita harus bekerja sama dan tak bisa menyia-nyiakan waktu," tambahnya.
Menurut penghitungan dari Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat melaporkan lebih dari 600.000 kasus terkonfirmasi dan 25.575 kematian. Kini Negeri Paman Sam memegang rekor tertinggi di dunia untuk dua kategori tersebut.
Secara global, jumlah kasus COVID-19 mencapai hampir 2 juta, sementara angka kematian melampaui 125.000, menurut perhitungan tersebut.[ida]
- Bank BTN Ubah Jam Layanan Nasabah Selama PPKM Mikro
- Tembus Rekor! LRT Sumsel Layani 343 Ribu Lebih Penumpang Selama Angkutan Lebaran 2025
- Muhammadiyah Sarankan Pemerintah Fokuskan Bank Syariah untuk UMKM