Pusat Penelitian Sembawa Kumpulkan Akademisi untuk Cari Solusi Permasalahan Karet

Peserta workshop meninjau kebun karet Puslit Sembawa/ist
Peserta workshop meninjau kebun karet Puslit Sembawa/ist

Pusat Penelitian Karet Sembawa bersama dengan lembaga riset CIRAD Perancis menyelenggarakan sebuah workshop berjudul "Rubber Agroforestry Breeding Initiative for Smallholders" (RUBIS). 


Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi dalam industri karet dan mencari solusi bersama.

Workshop ini melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk petani karet, APKARINDO, UPPB, Gapkindo, serta dosen dari beberapa universitas seperti UGM, UNJA, USU, dan UNSRI. 

Selama dua hari, para peserta workshop berdiskusi tentang berbagai isu yang memengaruhi industri karet dan berusaha mencari solusi yang inovatif.

Kepala Pusat Penelitian Karet, Dr Suroso Rahutomo menjelaskan bahwa tujuan utama dari workshop ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari para stakeholder terkait mengenai permasalahan karet. 

"Data dan informasi yang diperoleh akan menjadi dasar untuk mencari solusi yang lebih baik," katanya.

Beberapa permasalahan utama yang dibahas dalam workshop ini termasuk penurunan harga karet, produktivitas rendah dibandingkan dengan negara lain, serangan penyakit gugur daun, dan biaya tinggi untuk peremajaan kebun karet. 

"Semua permasalahan ini berdampak negatif pada pendapatan petani karet," jelasnya.

Pabrik-pabrik karet sendiri di Sumsel juga mengeluhkan suplai karet yang minim, karena disebabkan permasalahan-permasalahan tersebut. "Dengan kegiatan ini, apalagi ada kehadiran Dr Pascal Montoro Peneliti dari CIRAD Prancis memberikan solusi terkait masalah itu," bebernya. 

Karena teknologi dan peralatan dari Prancis sudah sangat canggih, dan kedepannya dapat diterapkan di Indonesia. "Pascal bantu kita," tuturnya.

Havisman, Kabid Produksi Disbun Sumsel mengatakan dengan adanya giat ini diharapkan ditemukan solusi strategis terkait persoalan karet yang telah menjadi sumber pencarian mayoritas penduduk di Sumsel.

"Baik itu soal aspek budidaya tanaman, aspek benih unggul, aspek pengelolaan dan peningkatan mutu bokar karet serta lainnya. Sehingga memberikan kontribusi (peningkatan) pendapatan dan kesejahteraan bagi petani," pungkasnya.