Pompanisasi Sungai Bendung Tak Maksimal Atasi Banjir, Ini Penjelasan Wali Kota

Wali Kota Palembang Harnojoyo saat memantau pompanisasi Sungai Bendung, Sabtu malam (25/12). (Bakohumas Palembang/rmolsumsel.id)
Wali Kota Palembang Harnojoyo saat memantau pompanisasi Sungai Bendung, Sabtu malam (25/12). (Bakohumas Palembang/rmolsumsel.id)

Wali Kota Palembang Harnojoyo pada Sabtu malam (25/12) hingga Minggu dinihari (26/12) berkeliling memantau beberapa titik banjir di Kota Palembang. Harnojoyo pun membeberkan selain karena curah hujan ekstrem, penyebab banjir dikarenakan tidak maksimalnya pompanisasi Sungai Bendung.


Diakui Harnojoyo, dari enam pompa yang ada, hanya dua yang bisa bekerja dengan maksimal.

“Jadi, pintu masuk saluran primer ke saluran sekunder tidak sesuai dengan debit air yang dibutuhkan mesin pompa. Akibatnya, air yang dibutuhkan mesin untuk memompa air keluar kurang dan tidak dapat dipompa,” ujar Harnojoyo.

Menurutnya, curah hujan yang terjadi kemarin di luar prediksi saat pembangunan sistem pompanisasi dilakukan. Artinya, jika melihat curah hujan kemarin, perlu ada rekonstruksi terhadap sistem pompanisasi, khususnya pada saluran primer. Sehingga, air yang tertampung di saluran sekunder dapat lebih cepat dialirkan saat mesin pompa maksimal digunakan.

“Tadi malam itu, saat kita minta enam pompa dihidupkan, mesinnya langsung mati. Karena air yang akan disedot dari kolam penampungan kurang, jadi mesinnya tekor dan otomatis mati sendiri,” terang Harnojoyo.

Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, Akhmad Bastari menyampaikan, memang ada permasalahan pada sistem pompanisasi yang terletak di muara Sungai Bendung. Di mana, dari enam pompa hanya dua yang bisa bekerja dengan maksimal, karena antara saluran primer dan pompa terjadi perubahan.

“Jika dilihat oleh Wali Kota tadi malam, memang perlu rekonstruksi baik di saluran primer maupun pompanya, sehingga penyedotan genangan air kurang maksimal,” ucap Bastari.

Bastari mengatakan, Wali Kota akan meminta langsung ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai maupun kementerian untuk perubahan terhadap konstruksi saluran primer rumah pompa yang disesuaikan dengan curah hujan ekstrem yang datang di antara 20-30 tahun sekali.

“Kalau curah hujannya normal kita masih aman. Tapi curah hujan seperti sekarang ini harus ada perubahan dari saluran primer sistem pompanisasi Sungai Bendung,” ujar Bastari.