Polemik Pembiaran Balai Pertemuan yang berada dibelakang Kantor Pemerintah Kota Palembang yang disuarakan oleh Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) terus berlanjut.
- Pemkot Palembang Minta Bantuan Revitalisasi Cagar Budaya ke Kemenbud
- Tindak Lanjut Sidak DPRD Palembang, Plang Cagar Budaya Dipasang di Komplek Pemakaman Pangeran Kramojayo
- Pernah Disinggahi Bung Karno dan Keluarga, Rumah Limas Dr AK Gani di Jalan Merdeka Terancam Dirobohkan
Baca Juga
Kali ini, mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) periode 2009-2014 Suparman Romans buka suara. Menurutnya, dilihat dari sejarah Balai Pertemuan memiliki histori yang kuat dengan kesenian.
Sehingga Balai Pertemuan tidak hanya sebatas cagar budaya saja, apalagi dahulu Balai Pertemuan ini dimanfaatkan oleh seniman untuk menggelar dan memamerkan kreativitas mereka untuk dipublikasi ke khalayak umum.
"Sejak saya menjabat sebagai ketua dewan kesenian periode 2009-2014 balai pertemuan ini sudah diusulkan untuk jadi dewan kesenian, karena tidak terlalu didengar, akhirnya isu tersebut semakin kuat dan membesar,” kata dia, Rabu (22/2).
Apalagi dia melihat, Balai Pertemuan adalah salah satu mata rantai pariwisata yang sudah saatnya pemerintah kota untuk lebih memanfaatkan aset aset ini, karena Palembang adalah kota wisata, wisatawan yang berkunjung kesini mau melihat bangunan bersejarah sekaligus melihat atraksi seni dan budaya yang ada di kota Palembang.
"Untuk isu Palembang Darurat Cagar budaya saya punya pandangan yang berbeda, ini persoalan anggaran karena Baznas kota memiliki anggaran maka serahkanlah ke Baznas untuk mengelolanya, tapi kalau untuk untuk peruntukkan, saya kira kurang tepat kalau diserahkan ke Baznas," tandas dia.
- AXA Mandiri Resmikan Kantor dan Customer Care Centre Baru di Palembang
- Polisi Gelar Olah TKP Kasus Penganiayaan Wanita di Palembang, Korban Sebut Sudah Sering Dapat Ancaman Pelaku
- Tak Perlu Antre! Perpanjang SIM di Palembang Bisa Online Lewat Aplikasi SINAR