Peternak Sapi di Lahat Dihantui Wabah PMK yang Semakin Merebak

Hewan Ternak warga di Lahat yang terlihat lesu dan terindikasi terkena wabah PMK/ist
Hewan Ternak warga di Lahat yang terlihat lesu dan terindikasi terkena wabah PMK/ist

Harapan peternak sapi di Kabupaten Lahat untuk meraup keuntungan dalam penjualan sapi kurban di hari raya Idul Adha bakal sirna.


Pasalnya, virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) makin merebak di sejumlah daerah. Termasuk di Kabupaten Lahat, praktis kondisi ini bisa merugikan para peternak sapi menjelang hari raya Idul Adha nanti.

Kekhawatiran itu dirasakan oleh Ruslan peternak kerbau asal Desa Tanjung Raya, Kecamatan Pseksu, Lahat. Dirinya meminta pemerintah bertidah cepat mengantisipasi merebaknya wabah PMK yang menyerang hewan ternak.

"Kami sekarang selalu ketakutan, karena setiap saat penyakit itu bisa menyerang hewan hewan ternak kami. Karena satu saja hewan yang terserang dan mati, maka kami akan mengalami kerugian hingga puluhan juta," kata Ruslan, Senin (13/6).

"Kami berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada peternak yang sapinya mati. Walau tidak banyak, tetapi cukup untuk menghibur petani, itu sudah sangat disyukuri," tambahnya.

Sementara itu, Hengki selaku Kepala Desa Tanjung Raya, Kecamatan Pseksu Kabupaten Lahat mengaku, sejak sepekan terakhir ternak sapi dan kerbau milik warga mulai diserang penyakit yang tidak diketahui namanya. Akibatnya, puluhan sapi milik warga mati hanya dalam hitungan hari.

"Berdasarkan data yang ada. Sampai  Minggu (12/6) sudah lebih dari 20 ekor sapi milik warga yang mati," katanya.

Hal itu juga dialami Ruslan sendiri yang juga memiliki peliharaan sapi. Minggu lalu sapi yang dimilikinya terlihat lesu hingga malas begerak dan mati. "Bahkan sapi milik saya sendiri, sudah dua ekor yang mati," ujarnya.

Dia berharap pemerintah bergerak cepat mengatasi masalah tersebut terlebih lagi mendekati hari raya Idul Adha bulan depan. "Kami mohon sekali pemerintah bisa mencarikan solusi, karena pengetahuan kami disini sangat minim apalagi obat-obatan ternak kami juga tidak punya. Karena mayoritas peternak disini merupakan peternak sapi tradisional," pungkasnya.