Proses produksi kendaraan Tesla di Shanghai dilaporkan mengalami perlambatan. Kuat dugaan hal ini terkait dengan berkurangnya permintaan di pasar kendaraan listrik China dan persaingan dengan produsen lokal.
- Pertama Kalinya, Pengurus Museum AK Gani Peringati Momen Detik-detik Dibacakannya Teks Proklamasi di Palembang
- Ditahan Sejak 2014, Etnis Uighur Tewas
- SMB IV Dukung Upaya Memajukan Rumah Tahfiz di Sumsel
Baca Juga
Dikutip dari ArenaEV yang mendapat keterangan dari sumber, Sabtu (23/3), saat ini para pekerja Tesla di pabrik Shanghai hanya memiliki jam kerja lima hari dalam seminggu atau berkurang satu hari dari sebelumnya.
"Lini produksi tertentu, termasuk bengkel baterai, menghadapi penangguhan yang lebih lama," menurut sumber tersebut.
Tesla dilaporkan telah mengisyaratkan perlambatan produksi setidaknya hingga bulan April, yang bertepatan dengan libur Hari Penyapuan Makam, yang biasanya merupakan periode lambat bagi belanja konsumen China.
Berita ini muncul di tengah pergeseran industri yang lebih luas dalam pasar kendaraan listrik China yang sedang booming.
Meskipun sektor NEV (Kendaraan Energi Baru) di negara ini masih tumbuh dengan baik, namun pertumbuhannya tidak sehebat tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, Tesla kini menghadapi semakin banyak pesaing lokal yang mampu, khususnya di segmen premium.
Perusahaan seperti BYD, Nio, dan XPeng secara agresif menargetkan basis pelanggan serupa.
Pabrik di Shanghai adalah pusat produksi dan ekspor penting bagi Tesla, dengan kapasitas produksi tahunan lebih dari 950.000 kendaraan.
- Tiba di Palembang, Tim JKW-PWI Lanjutkan Perjalanan ke Bangka
- Vanessa Angel Akui Banyak Berubah
- Kepala Polisi Nara Jepang Akui Kecacatan Keamanan Sebabkan Pembunuhan Shinzo Abe