Upaya whistleblower AS Edward Snowden untuk mendapatkan status kewarganegaraan Rusia akhirnya terwujud setelah Presiden Vladimir Putin memberikannya pada Senin (26/9) waktu setempat.
- Dua Negara Pasifik Ini Proklamasikan Raja Charles II Sebagai Kepala Negara
- Hujan Angin Ganggu Aliran Listrik, PLN Gerak Cepat
- 40.000 Muslim Gelar Salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa
Baca Juga
Keputusan Putin datang setelah Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional, tinggal di Rusia selama hampir sepuluh tahun dalam upayanya untuk menghindari tuntutan di AS setelah membocorkan dokumen rahasia tentang program pengawasan pemerintah.
Snowden, dalam pengumumannya di Twitter, menyampaikan bahwa dia dan istrinya telah menyambut putra kedua mereka, dan mengatakan dia tidak ingin dipisahkan dari keluarganya.
"Setelah dua tahun menunggu dan hampir 10 tahun pengasingan, sedikit stabilitas akan membuat perbedaan bagi keluarga saya," kata Snowden, seperti dikutip dari AP, Selasa (27/9).
Rusia memberinya tempat tinggal permanen pada tahun 2020.
Snowden pada saat itu mengatakan dia bermaksud untuk mengajukan kewarganegaraan Rusia tanpa melepaskan kewarganegaraan di AS.
Anatoly Kucherena, pengacara Snowden, mengatakan kepada kantor berita negara Rusia RIA Novosti bahwa istri Snowden, Lindsay Mills, yang telah tinggal bersamanya di Rusia, juga akan mengajukan paspor Rusia.
Tak lama setelah Snowden melarikan diri ke Rusia pada 2013, Departemen Kehakiman membuka tuntutan terhadap Snowden dengan dua pelanggaran Undang-Undang Spionase dan satu tuduhan mencuri properti pemerintah.
Pihak berwenang AS selama bertahun-tahun menginginkan Snowden kembali untuk diadili. Snowden mengatakan pada 2019 bahwa dia akan bersedia kembali ke AS jika dia dijamin mendapatkan pengadilan yang adil.
Snowden merupakan salah satu dari 75 warga negara asing yang terdaftar dalam dekrit Putin yang diberikan kewarganegaraan Rusia.
- Wisata Belanja Tangga Buntung Raih Nilai Tertinggi API 2020
- Kunjungan ke Kuil di India Membludak, 12 Orang Tewas Terinjak-Injak
- Begini Kondisi Covid-19 di Afghanistan Ditengah Gejolak Politik