Pelayanan PDAM Baturaja Buruk, Warga Ancam Mandi di Rumah Dinas Bupati OKU

Warga saat menyampaikan protes ke Kantor PDAM Tirta Raja, Kamis (6/7). (Mizon/RMOLSumsel.id)
Warga saat menyampaikan protes ke Kantor PDAM Tirta Raja, Kamis (6/7). (Mizon/RMOLSumsel.id)

Kesabaran masyarakat Baturaja, Kabupaten OKU, terhadap buruknya pelayanan PDAM Tirta Raja, sudah tidak terbendung dan beramai-ramai mendatangi kantor PDAM Tirta Raja, Kamis (6/7) pagi.


Dengan dikawal oleh puluhan anggota polisi dan Satpol PP, para warga meminta bertemu secara langsung dengan Direktur PDAM Tirta Raja untuk meminta penjelasan dan solusi terkait distribusi air yang sering mati serta kualitas airnya yang tidak layak.

Dalam pertemuan di salah satu ruangan Kantor PDAM Tirta Raja, koordinator warga RT 4 Karang Sari, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU, Ahmad Afandi, menyebut sudah tiga tahun terakhir distribusi air dari PDAM Tirta Raja tidak lancar.

“Di tempat kami, khususnya RT 4 Karang Sari, hanya dua hari sekali air mengalir dan itu juga kualitasnya tidak bagus, keruh seperti kopi susu,” ungkapnya kepada Direktur PDAM Tirta Raja, Abi Kusno didampingi dua pejabat PDAM lainnya.

Oleh karena itu, para warga menitipkan pertanyaan melalui dirinya, apa penyebab yang menjadi kendala sehingga distribusi air tidak lancar.

“Saya kesini membawa banyak pertanyaan dari warga. Intinya, warga meminta dilancarkan saja distribusi airnya, meski keruh. Karena kami setiap bulan lancar bayarnya, walau telat tetap dibayar,” ucapnya.

Menjawab keluhan warga tersebut, Direktur PDAM Tirta Raja, Abi Kusno, justru tanpa rasa malu mengakui jika pelayanan perusahaan yang dipimpinnya saat ini sedang tidak baik.

“Kondisi PDAM Tirta Raja saat ini, memang benar semua seperti apa yang disampaikan masyarakat. Kondisi air PDAM dari Sungai Ogan, sedangkan pengolahan kami tidak mampu lagi mengelola sumber air baku,” ungkapnya.

Sehingga, sambung Abi Kusno, jika kondisi air Sungai Ogan keruh hingga diambang batas, maka PDAM Tirta Raja kesulitan untuk melakukan pengolahan dan tidak bisa melakukan apa-apa.

“Kita hanya mampu mengelola air Sungai Ogan 30 sampai 40 persen saja, itu untuk memenuhi kualitas. Jadi saat ini kami serba salah, mau meningkatkan kualitas air tapi mengorbankan kuantitas, begitu juga sebaliknya,” tuturnya mengeluh.

Dia juga menyebut, jika semua keluhan itu terjadi karena peralatan atau teknologi yang dimiliki PDAM saat ini tidak memadai. Sehingga pihaknya harus memutar otak untuk melakukan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

“PDAM Tirta Raja ini berdiri sejak tahun 1979, usianya sudah lebih 40 tahun. Jadi teknologi yang ada saat ini sudah tidak mampu mengelola sumber air baku (sungai ogan),” jelasnya.

Menanggapi jawaban Direktur PDAM, salah satu warga RT 4 Karang Sari, Muhammad Wiwin justru menganggap apa yang disampaikan itu bukanlah suatu solusi, melainkan ungkapan pasrah dari pihak PDAM.

“Itu bukan jawaban pak. Itu sama saja pihak PDAM mengakui pelayanannya buruk dan tidak bisa berbuat apa-apa, dan memaksa warga harus menerima keadaan yang ada,” cetusnya.

Menurut Wiwin, PDAM Tirta Raja yang notabennya perusahaan di bawah naungan pemerintah daerah, seharusnya dapat melakukan perubahan demi memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.

“Bapak seharusnya bisa duduk bersama pemerintah dan menyampaikan apa yang jadi kendala. Kalau kurang atau tidak ada anggaran untuk membeli teknologi terbaru, bisa diusulkan. Jadi tidak ada alasan lagi, karena penyakit PDAM Tirta Raja ini sudah kronis, harus diamputasi,” tegasnya.

Jika pun tidak mampu melakukan perubahan, kata Wiwin, jangan pasrah dan hanya menerima keadaan.

“Kalau bapak merasa sudah tidak sanggup memimpin, sebaiknya mundur,” ucapnya dengan lantang.

Bahkan, dirinya mengancam akan numpang mandi di Rumah Dinas Bupati OKU, jika memang PDAM Tirta Raja tidak mampu memperbaiki pelayanan.

“Jika distribusi air masih macet, jangan salahkan masyarakat kalau sampai numpang mandi di Pendopoan Rumah Kabupaten,” ujarnya seraya menegas kepada Direktur PDAM Tirta Raja, dari pada gagal memimpin, lebih baik mengundurkan diri.