Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, A. Damenta resmi meluncurkan tiga destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya di Kota Palembang.
- Pemkot Palembang Renovasi 30 Unit Rumah Tak Layak Huni Tahun Ini
- Kanwil Kemenkumham Sumsel Audiensi ke Pemkot Palembang, Bahas Sinergi dan Sosialisasi HAM
- Pemkot Palembang Siapkan Retret untuk Anak Bermasalah di Yonif 200 Raider
Baca Juga
Peresmian yang berlangsung di kawasan Lawang Borotan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Palembang untuk menumbuhkan kembali narasi sejarah dan kebudayaan kota sebagai aset pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian lokal.
Ketiga destinasi wisata yang baru diluncurkan adalah Gedung Walikota Palembang (juga dikenal sebagai Gedung Watertoren) yang merepresentasikan era kolonial Belanda, Lawang Borotan yang melambangkan era Kesultanan Palembang Darussalam, dan Gedung Kesenian Palembang sebagai simbol dari era kemerdekaan.
Hadirkan Syair dan Teater Sejarah
Peresmian ini diawali dengan pembacaan syair Perang Menteng yang dibawakan oleh Ketua Komunitas Batang Hari (Kobar) Sembilan, Vebri Al Lintani. Syair tersebut menceritakan kejayaan Palembang dalam pertempuran melawan Belanda pada tahun 1819, yang berakhir dengan kemenangan berkat semangat rakyat Palembang dalam mempertahankan tanah air mereka.
Pertunjukan kemudian berlanjut dengan teatrikal pengasingan Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Ternate, yang diperankan oleh Kobar Sembilan. Aksi ini menambah sentuhan emosional yang mengingatkan hadirin pada pengorbanan besar SMB II dalam mempertahankan kemerdekaan Palembang dari kolonialisme.
Setelah pertunjukan teatrikal, acara dilanjutkan dengan diskusi budaya bertema "Lawang Borotan, Sejarah Masa Kini, dan Pemanfaatannya" yang dipandu oleh Vebri Al Lintani. Diskusi ini menggali lebih dalam sejarah di balik Lawang Borotan, pintu belakang yang digunakan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II ketika diasingkan oleh Belanda. Selain itu, pembicaraan juga menyoroti peran gedung-gedung bersejarah di Palembang sebagai representasi nilai-nilai budaya dan sejarah yang perlu dilestarikan.
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja hadir dalam acara ini dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pj Wali Kota Palembang atas komitmen Pemkot dalam menjadikan Lawang Borotan sebagai salah satu destinasi wisata kota.
“Dengan adanya Lawang Borotan dan kawasan ini sebagai destinasi wisata kota tua, apalagi berdekatan dengan Kraton Kuto Besak, Insya Allah tingkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata dapat meningkat. Ini juga bisa menjadi tempat bagi UMKM untuk tumbuh," ungkap SMB IV.
SMB IV juga berharap kolaborasi antara pemerintah, pelaku seni, dan masyarakat dapat terus terjalin untuk menjaga keberlanjutan wisata sejarah dan budaya di Palembang.
Pj Wali Kota Palembang, A. Damenta mengatakan, Pemkot akan segera melakukan revitalisasi di area Lawang Borotan, termasuk perbaikan lantai dan infrastruktur lain di sekitarnya. Pengerjaan yang ditargetkan rampung pada akhir November ini diharapkan dapat memperindah kawasan tanpa menghilangkan nilai sejarahnya.
“Perbaikan ini bertujuan agar kawasan ini nyaman untuk dikunjungi, dan bisa digunakan untuk berbagai pagelaran seni dan budaya setiap bulan,” ungkap Damenta.
Damenta juga mengajak para sejarawan, budayawan, dan pegiat seni untuk turut serta menyelenggarakan acara-acara teatrikal di kawasan ini secara berkala.
“Kami ingin agar setiap bulan, ada pertunjukan teatrikal yang menampilkan kisah sejarah dan budaya Palembang, sehingga masyarakat selalu terhubung dengan nilai-nilai budaya lokal,” ujarnya.
Mengenal Sejarah Lawang Borotan
Sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji menjelaskan, Lawang Borotan pada awalnya berasal dari kata “buri” yang berarti "belakang," merujuk pada letaknya sebagai pintu belakang dari Keraton Kuto Besak.
Keraton Kuto Besak sendiri, yang kini dikenal sebagai Benteng Kuto Besak (BKB), dulunya merupakan satu dari empat keraton yang ada di Palembang. Namun, seiring dengan pergeseran kekuasaan, hanya Kuto Besak yang tersisa, sementara yang lainnya hancur.
Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan kawasan wisata, Pemkot Palembang juga memperingatkan dinas terkait untuk memastikan penertiban parkir liar dan pengelolaan sampah yang teratur di sekitar kawasan. Pemkot berharap bahwa masyarakat, pelaku UMKM, dan seluruh pihak yang terkait turut menjaga kawasan cagar budaya ini agar tetap menjadi destinasi wisata edukatif yang mencerminkan keunikan budaya Palembang.
Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), Iqbal Rudianto, mengapresiasi langkah Pemkot Palembang dalam mengembangkan kota berbasis seni dan budaya.
“Langkah ini sangat didukung masyarakat. Pembangunan kota dengan pendekatan seni dan budaya adalah langkah tepat, dan kehadiran destinasi baru ini merupakan bukti nyata dari kepemimpinan yang fokus pada kebudayaan,” kata Iqbal.
- Pemkot Palembang Renovasi 30 Unit Rumah Tak Layak Huni Tahun Ini
- Kanwil Kemenkumham Sumsel Audiensi ke Pemkot Palembang, Bahas Sinergi dan Sosialisasi HAM
- Pemkot Palembang Siapkan Retret untuk Anak Bermasalah di Yonif 200 Raider