Rencana penundaan Olimpiade 2020 di Jepang, kemungkinan besar direalisasi. Melihat kontrak Tokyo dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) memungkinkan Jepang untuk melakukan itu hingga akhir tahun.
Rencana penundaan Olimpiade 2020 tidak lepas makin meluasnya penyebaran
virus corona di Jepang juga dunia.
- Sejumlah Rekor Nasional Pecah di Peparnas XVI Papua, Ini Kata Menpora
- Kontingen OKU Selatan Tambah Medali Emas Porprov di Cabor Karate
- Selangkah Lagi MU Melaju ke Perempatfinal Liga Europa
Baca Juga
"Kontrak itu menyebut agar Olimpiade diadakan pada 2020. Itu bisa ditafsirkan sebagai memungkinkan penundaan," kata Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto saat menanggapi pertanyaan seorang anggota parlemen, Selasa.
Di bawah perjanjian penyelenggaraan, hak untuk membatalkan Olimpiade adalah milik IOC.
Thomas Bach, presiden IOC, pekan lalu mengatakan organisasinya "sepenuhnya berkomitmen" untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo sesuai jadwal meskipun ada penyebaran virus corona.
Hashimoto mengatakan pemerintah Jepang dan Tokyo masih berkomitmen untuk menjadi tuan rumah acara olahraga, yang dijadwalkan dimulai pada 24 Juli itu.
"Kami melakukan semua langkah yang kami bisa untuk memastikan bahwa Olimpiade berjalan sesuai rencana," katanya kepada parlemen.
Menghentikan pertandingan akan memakan biaya besar.
Anggaran terakhir adalah 1,35 triliun yen (sekitar Rp178 triliun), dengan pemerintah Jepang menyediakan 120 miliar yen (sekitar Rp15,8 triliun) untuk membangun Stadion Olimpiade dan 30 miliar yen (sekitar Rp3,9 triliun) untuk biaya Paralimpiade 2020, kata Hashimoto.
- Dirintelkam Polda Sumsel Wanti-wanti Kontingen Hindari Hal Menjurus SARA
- Jalani Debut di Timnas Indonesia, Marc Klok: Sudah Tak Sabar untuk Menang
- Presiden Jokowi Pastikan Sepakbola Indonesia Tidak Kena Sanksi FIFA Terkait Tragedi Kanjuruhan