Mitigasi Konflik, Gajah di Sumsel Bakal Dipasang GPS Collar

Penyerahan GPS Collar dari PJHS dan OKI Pulp Paper kepada BKSDA Sumsel. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Penyerahan GPS Collar dari PJHS dan OKI Pulp Paper kepada BKSDA Sumsel. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Untuk mengurangi konflik antara gajah dengan manusia yang kerap terjadi di kawasan kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS) bersama PT OKI Pulp and paper Mills memberikan alat berupa GPS Collar yang akan dipasangkan kepada gajah-gajah liar di kawasan tersebut.


Ketua PJHS, Syamsuardi mengatakan GPS Collar tersebut akan diberikan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel. Tujuan pemasangan GPS Collar itu sendiri guna mitigasi konflik yang sering terjadi di daerah tersebut. 

"Tujuannya untuk memonitoring pergerakan dari kelompok gajah, sehingga bisa sebagai warning sistem bagi masyarakat," katanya seusai penyerahan GPS Collar kepada BKSDA Sumsel, Selasa (22/2).

Syamsuardi menjelaskan apabila suatu kelompok gajah termonitoring akan masuk kawasan pemukiman ataupun kawasan perusahaan, maka bisa dilakukan upaya antisipasi guna meminimalisir terjadinya konflik. 

Menurutnya, antisipasi yang bisa dilakukan baik oleh masyarakat, PJHS, ataupun BKSDA adalah dengan menggiring kelompok gajah tersebut agar tidak memasuki kawasan pemukiman atau perusahaan. 

Selain itu, melalui kegiatan monitoring ini juga banyak penelitian bisa dilakukan. Mulai dari pemetaan tata ruang di kawasan habitat gajah, monitoring kawasan kekuasaan dari kelompok-kelompok gajah, hingga memonitoring kondisi gajah itu zendiri.

"Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari pemasangan GPS Collar ini," ujarnya.

Syamsuardi menambahkan bahwa pemasangan GPS Colar tersebut diperkirakan akan dilakukan pada akhir bulan Februari atau Awak bulan Maret 2022. Dan juga pemasangannya akan dilakukan pada kelompok gajah liar, sehingga bisa mengeluarkan hasil maksimal. 

Sementara itu, Kepala BKSDA Sumsel, Ujang  Wisnu Barata mengatakan sangat terbantu dengan adanya alat GPS Collar tersebut. Dirinya menyebutkan, saat ini jumlah GPS Collar yang terpasang hanya satu pada gajah jinak di Kabupaten OKI.

"Dengan tambahan tiga ini jadi jumlah seluruhnya ada empat. Namun yang satu itu kita lihat batrenya sudah hampir habis," imbuhnya.

Sebagai informasi, batre dari GPS Collar sendiri bisa bertahan paling tidak selama empat tahun. Setelah itu akan dilakukan pergantian batre guna kegiatan monitoring bisa berjalan kembali. Untuk satu alat GPS Collar, memiliki berat sampai 15 kilogram dan sudah dilakukan penelitian alat tersebut tidak akan menggangu kehidupan dari sang gajah.