Miris, Pagar Alam Masuk 4 Daerah Termiskin di Sumatera Selatan

Panorama pemandangan Gunung Dempo yang berada di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. (dok. RmolSumsel.id)
Panorama pemandangan Gunung Dempo yang berada di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. (dok. RmolSumsel.id)

Siapa sangka kota Pagar Alam yang kaya akan sumber daya alam dan destinasi  andalan wisata  ini masuk dalam kategori 4 daerah termiskin di provinsi Sumatera Selatan.


Hal ini berdasarkan data nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2022 sebesar 22.159.220.

Untuk diketahui salah satu indikator kesejahteraan masyarakat di suatu daerah dapat dilihat dari besar kecilnya nilai PDRBnya di interval waktu tertentu.Semakin besar nilai PDRB berarti kesejahteraan masyarakatnya meningkat sebaliknya semakin kecil nilai PDRB maka terkategori daerah miskin.

Menurut ekonom sekaligus akademi yang juga menjabat Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITBis) Lembah Dempo Pagar Alam DR Elvera SE Msi   salah satu indikator makro ekonomi suatu daerah adalah data. PDRB yang di dapat melalui metode perhitungan data hasil survey dalam kurun waktu tertentu yang biasa dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga dapat kondisi umum ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Selain itu kata Elvera data PDRB sangat penting untuk dihitung dan diketahui yang salah satu fungsinya adalah untuk menentukan arah kebijakan ekonomi di masa depan serta mencari dan menentukan solusi yang tepat guna mengantisipasi kemunduran ekonomi di masyarakat.

"Data PDRB merupakan indikator makro ekonomi suatu daerah sekaligus menunjukkan tingkat daya daya saing masyarakat atau daerah secara global apakah termasuk daerah yang makmur atau sebaliknya.Jika PDRBnya kecil maka termasuk daerah dengan tingkat ekonomi lemah atau miskin dan sebaliknya jika nilainya besar maka dapat disebut masyarakat daerah tersebut tergolong makmur,"beber Elvera Selasa (14/08)

Lebih rinci ia menjelaskan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

"Elemen-elemen yang mempengaruhi besar kecilnya PDRB yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), inflasi, Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Pengeluaran pemerintah daerah serta tenaga kerja.Secara umum dapat di katakan bahwa jika nilai PDRBnya kecil maka kecil juga kegiatan ekonomi di daerah tersebut dan dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut kategori miskin,"jelasnya

Perlu ada usaha yang intens dan konsisten untuk meningkatkan nilai PDRB suatu daerah dengan meningkatkan ekonomi yang potensial di wilayah tersebut. Contohnya di wilayah yang mayoritas penduduknya petani maka pemerintah harus fokus kepada peningkatan hasil pertanian dan infrastruktur pertanian di daerah tersebut,"pungkasnya

Berdasarkan data dari situs BPS provinsi Sumatera Selatan terlihat kota Pagar Alam pada tahun 2022 berada di salah satu dari empat kabupaten/kota dengan nilai PDRB terkecil bersama kabupaten Empat Lawang,Oku Timur dan Oku Selatan.

Kepala BPS kota Pagar Alam Dedi Fahlevi tahun 2021 yang lalu pernah menjelaskan bahwa daerah yang terlalu mengandalkan sektor pertanian sebagai basis ekonominya akan selalu berada dalam situasi ekonomi yang terancam disebabkan fluktuatifnya harga produk hasil pertanian masyarakat di tambah kurang adanya langkah-langkah modernisasi dan inovasi model pertanian serta hilirisasi produk maupun proteksi yang diberikan oleh pemangku kepentingan di daerah membuat kota Pagar Alam akan selalu berada ancaman ambang kemiskinan imbas dari naik turunnya daya beli masyarakat serta daya saing ekonomi yang relatif lemah dibanding daerah lainnya.

Karakteristik pola ekonomi masyarakat kota Pagar Alam adalah ekonomi model "Menahan belanja" kata Dedi dipengaruhi faktor mayoritas profesi masyarakat sebagai petani sehingga daya belinya sangat bergantung pada banyak sedikitnya hasil panen yang didapat serta fluktuatifnya harga jual produk pertaniannya dan ditambah faktor-faktor lainnya yang sangat mempengaruhi kondisi perekonomian daerah secara global.

"Karena harga jual produk pertanian dan perkebunan sangat fluktuatif maka pola ekonomi masyarakat kota Pagar Alam adalah dengan menahan belanja sehingga hal inilah ikut mempengaruhi kondisi ekonomi daerah secara umum,"ucapnya.