Anggota DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Muhammad Akbar Ibrahim akhirnya angkat bicara menanggapi tuduhan penggelapan dana proyek kepada dirinya.
- WN Ukraina Pengendali Lab Narkotika Bali Dibekuk
- Susul Otak Pelaku, 8 Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana di Muba Divonis Belasan Tahun, Ini Rinciannya
- Majelis Hakim Vonis Empat Terdakwa Kasus Dugaan Korupsi Uji Tera Banyuasin Masing-masing 4 Tahun
Baca Juga
Akbar mengatakan, adanya pemberitaan dan aksi unjuk rasa tersebut, dirinya merasa tersudut atas fitnah yang belakangan viral di media sosial. Politisi muda Partai Golongan Karya itu justru mengaku, dirinya tidak ingin terseret dalam polemik yang menurutnya sengaja dibuat.
"Tuduhan yang disampaikan itu tidak lebih dari lelucon ketimbang fakta hukum sebenarnya," tegas Akbar, Sabtu (11/3).
Ia juga mengatakan, tuduhan tersebut tidak mesti ditanggapi secara berlebihan, karena ia berkeyakinan tidak berbuat seperti yang dituduhkan. Oleh karena itu, selama ini dirinya memilih diam dan tak terlalu menanggapi permasalahan tersebut.
Bahkan, Akbar mengungkapkan dirinya diperas oleh sejumlah oknum yang meminta uang sebelum aksi unjuk rasa digelar di Kejati Sumsel.
"Beberapa hari sebelum aksi unjuk rasa digelar, saya diminta menyiapkan sejumlah uang sebagai kompensasi atas pembatalan aksi unjuk rasa yang akan dilaksanakan," tegas Akbar.
Menurutnya, aspirasi yang dibawa peserta aksi unjuk rasa tidak ubahnya seperti barang dagangan semata. "Lagi pula kalau memang fakta hukum itu memang ada, melaporkan saya ke polisi lebih efektif, daripada melakukan aksi tersebut,” terang dia.
Dengan tegas Akbar mengatakan, sebagai warga negara yang baik, dirinya siap mendatangi panggilan dari pihak Kejaksaan Tinggi.
Akbar menambahkan bahwa pihaknya tengah melayangkan laporan ke Polresta Palembang terkait tuduhan penggelapan dana oleh JPBI.
“Melalui kuasa hukum, saya membuat laporan ke pihak kepolisian. Progresnya, nanti akan saya kabarkan kembali ke teman-teman jurnalis," tutupnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejumlah massa yang menamakan dirinya Jaringan Pembela Bangsa Indonesia (JPBI Sumsel) menggeruduk Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel. Dalam tuntutan tersebut, massa aksi meminta pihak Kejaksaan mengusut tuntas dugaan penipuan dana proyek tersebut.
- Pria Asal Lampung Ditemukan Tewas di Warung Makan OKI, Diduga Alami Serangan Jantung
- Sudah Tersangka dan DPO, Dua Pelaku Pengeroyokan di OKI Masih Berkeliaran Bebas, Sempat Gelar Jumpa Pers
- Motif Pengeroyokan Viral yang Tewaskan Warga Tulung Selapan OKI, Diduga Dipicu Masalah Anak