Merajut Asa Usai Skandal Dana Hibah, Kemana KONI Sumsel Dibawa Melangkah? [Bagian Pertama]

Pelantikan pengurus KONI Sumsel di Hotel Novotel Palembang. (ist/rmolsumsel.id)
Pelantikan pengurus KONI Sumsel di Hotel Novotel Palembang. (ist/rmolsumsel.id)

Kepengurusan KONI Sumsel 2023-2027 dibawah komando Yulian Gunhar resmi dilantik dan dikukuhkan hari ini oleh Ketum KONI Pusat Marciano Norman. 


Tata kelola organisasi menurutnya akan menjadi kunci bagi majunya KONI Sumsel kedepan, mengingat Ketua Umum, Ketua Harian dan Sekretaris Umum KONI Sumsel periode sebelumnya terjerat skandal dana hibah.

Sehingga kepengurusan yang baru ini, menurut Marciano, punya beban yang tidak mudah dalam menjalankan roda organisasi kedepan. Selain memperbaiki tata kelola organisasi, KONI Sumsel juga harus menghadapi penyelenggaraan PON 2024 di Aceh Sumut. 

"Harus mengoptimalkan peran dari pengurus agar prestasi olahraga Sumsel meningkat dari waktu ke waktu," ujarnya. 

Penekanan terhadap pembinaan prestasi ini kembali disampaikan Marciano, sebab sebelumnya pada PON 2021 di Papua, KONI Sumsel mampu memperbaiki peringkat dengan berada di peringkat 17 pada klasemen akhir. 

“Pada satu tahun yang masih tersisa ini (jelang PON 2024), Ketum KONI Sumsel (harus) bisa mengoptimalkan kualitas pembinaan prestasinya, agar bisa meraih prestasi yang membuat masyarakat Sumatera Selatan bangga,” jelas Marciano dalam arahannya. 

Tolok ukur inilah yang harus menjadi target Yulian Gunhar, sebagai Ketua Umum yang baru dikukuhkan. Disamping banyak hal lain yang selama ini sudah membuat kekecewaan masyarakat olahraga Sumsel mengkristal.

Seperti misalnya sarana dan prasana di Komplek Jakabaring Sport City yang selama ini tidak terurus karena minimnya event dan lemahkan sinergitas membangun antar stakeholder olahraga di Sumsel. 

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, yang kemudian disentil oleh Pj Gubernur Agus Fatoni dalam momen pelantikan yang berlangsung di ballroom Novotel tersebut. Agus meminta semua pengurus yang telah dilantik dan dikukuhkan untuk membaktikan diri.

“Saya melihat seluruh pengurus (saat) ini sudah mapan, saya tidak melihat pengurus KONI (Sumsel) untuk mencari penghasilan, jadi pengurus KONI (Sumsel) itu pengabdian,” tegas Agus. 

Menjawab ini, Gunhar -sapaan akrabnya- menjelaskan pihaknya kedepan akan berupaya untuk mengembalikan citra positif KONI Sumsel. Dia juga akan mendorong pembinaan prestasi yang lebih maksimal lagi. Hal ini akan dibuktikannya lewat pemberian porsi anggaran. 

"Pada periode ini pengurus KONI Sumsel tidak menerima gaji atau honor, kami akan membagi porsi anggaran (sebanyak) 70 persen untuk pembinaan dan prestasi dan 30 persen untuk operasional, kesekretariatan dan lain-lain,” jelasnya. 

Lebih jauh, Gunhar juga menjanjikan kerja nyata pada 100 hari pertama kepengurusannya. Dia mengaku tak segan untuk mengganti jajaran yang dianggap tidak menunjukkan kemajuan, komitmen inilah yang akan dibuktikannya kedepan. 

Lantas, apakah janji Gunhar ini sudah cukup untuk menjawab kekecewaan masyarakat olahraga Sumsel selama ini?