Sepasang pengantin usai melaksanakan acara pernikahan di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan melaksakan tradisi Mandi Sakai di Sungai Kelingi. Pasangan ini dimandikan ke sungai usai acara persedekahan pernikahan.
- Pj Gubernur Sumsel Apresiasi Iklim Investasi di Muba
- Bupati OKU Timur Instruksikan ASN Konsumsi Beras Sebiduk Sehaluan
- Korban Banjir di Muara Enim Mulai Dapatkan Bantuan
Baca Juga
Tradisi ini dilakukan sepasang pengantin di Kelurahan Lubuklinggau Ilir. Tak ayal kegiatan ini tak hanya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar, tapi juga wisatawan. Arak-arakan sepasang pengantin ini menuju ke tepi sungai ini juga disaksikan oleh tokoh adat.
"Mandi kasai ini adalah mandi pengantin yang dilaksanakan usai acara pernikahan," kata Asman selaku tokoh adat atau budayawan.
Dijelaskannya, usai acara pernikahan, pengantin diarak pakai tandu menuju ke sungai. Kemudian orang yang mengarak tandu merupakan teman dan kerabat dari pasangan pengantin tersebut. Bahkan proses arak-arakan diiringi pula dengan tabuhan rebana dan gong.
"Diiringi juga dengan sorak-sorakan dari keluarga masing-masing pengantin dan teman-temannya hingga ke sungai," ujarnya.
Sesampainya di tepian sungai, pasangan pengantin diturunkan dari tandu yang membawa mereka. Lalu keduanya dibawa ke tepian sungai untuk dimandikan dengan disiram beramai-ramai menggunakan Sungai Kelingi.
"Jadi setelah acara persedekahan sudah selesai diadakan, prosesi ini dimana maknanya melepas masa lajangnya. Jadi tidak ada lagi kegiatan saat masa lajang dia ketika sudah menikah," jelasnya.
Selain itu, adapun makna mandi bagi pasangan pengantin kata Asman yaitu untuk membersihkan dan mempersiapkan diri sebagai bekal mereka sebelun memasuki masa rumah tangga kedepannya.
"Yang membersihkan itu sanak keluarga, ketua adat. Kemudian mereka akan selamat sejahtera dan sampai akhir hayatnya tetap setia," jelasnya.
Lebih lanjut, tradisi Mandi Kasai ini menurutnya merupakan tradisi khas Lubuklinggau. Tambahnya, tradisi ini sudah dilaksanakan sejak zaman dulu dan dilakukan secara turun temurun hingga saat ini.
"Mandi Kasai ini merupakan tradisi yang hampir punah Yang membawakan acara ini kan harus orang tertentu seperti pelara (dukun) dan pelara ini sudah sangat jarang ada di Lubuklinggau ini," timpalnya.
Asman berharap, agar tradisi ini diketahui oleh generasi muda dan dapat mewarisinya. Sehingga tradisi Mandi Kasai akan tetap ada dan bisa dilakukan atau dijalankan oleh generasi-generasi berikutnya.
- Tersangkut Jaring Ikan, Korban Tenggelam di Sungai Kelingi Lubuklinggau Ditemukan Tak Bernyawa
- Pamit Cari Ikan, Warga Lubuklinggau Diduga Hanyut dan Tenggelam di Sungai Kelingi
- Remaja yang Tenggelam di Sungai Kelingi Ditemukan Tak Bernyawa