Masukkan Tokoh Perempuan dalam Kepengurusan PBNU, Gus Yahya Catatkan Sejarah

Ketua Umum PBNU, Gus Yahya. (ist/rmolsumsel.id)
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya. (ist/rmolsumsel.id)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf catatkan sejarah dengan memasukkan tokoh-tokoh perempuan dalam susunan pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027.


Gus Yahya mengatakan, kebijakannya itu merupakan kali pertama setelah Nahdlatul Ulama berusia 96 tahun.

"Baru kali setelah 96 tahun usia NU, menurut kalender masehi atau 99 tahun menurut kalender hijriah, kaum perempuan diakomidasi di dalam susunan harian pengurus besar NU," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (12/1).

Gus Yahya berpandangan masuknya perempuan dalam kepengurusan NU sebenarnya hanya persoalan waktu. Sebab, kata dia, sejak awal tidak ada pembatasan aturan bahwa perempuan tidak boleh menjadi pengurus NU.

"Kalau soal perempuan ini hanya soal waktu. Karena sejak awal, sejak pertama memang tidak pernah ada pembatasan bahwa PBNU tidak boleh ada perempuan, itu tidak pernah ada pembatasan dari awal. Sekarang baru kita masukkan ini karena kita melihat kebutuhan sudah cukup mendesak," kata dia.

"Bahwa harus ada perempuan-perempuan yang ikut serta mengelola PBNU ini karena ada masalah-masalah besar terkait dengan perempuan," imbuh dia.

Nama-nama perempuan yang masuk kepengurusan PBNU di antaranya adalah di jajaran Mustasyar ada Nyai Nafisah Sahal Mahfudz, Nyai Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid (Istri Gus Dur), dan Nyai Mahfudloh Ali Ubaid.

Juga di jabatan A’wan ada Nyai Nafisah Ali Masum, Nyai Badriyah Fayumi, serta Nyai Ida Fatimah Zaenal. Juga di Tanfidziyah ada nama Khofifah Indar Parawansa serta Alissa Qotrunnada Wahid (putri Gus Dur) sebagai Ketua.