Maskapai Penerbangan Ini Rugi Rp21,7 Triliun selama Pandemi

Phillippine Airlines. (net/rmolsumsel.id)
Phillippine Airlines. (net/rmolsumsel.id)

Pandemi Covid-19 menghantam seluruh sektor ekonomi. Tak terkecuali bisnis penerbangan. Seperti yang dialami PAL Holdings Inc, perusahaan induk Philippine Airlines.


Perusahaan ini mencatat rekor kerugian hingga 73 miliar peso atau setara dengan Rp 21,7 triliun (Rp 297/peso) pada 2020. Dari laporan perusahaan, kerugian naik tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya, ketika pandemi Covid-19 belum melanda dunia.

Seperti dilansir Channel News Asia melalui Kantor Berita Politik RMOL. Pendapatan konsolidasi di Philippine Airlines turun 64 persen menjadi 55,3 miliar peso pada tahun lalu karena pembatasan perjalanan untuk mencegah penularan Covid-19.

Saat ini, maskapai tengah memulai jalan panjang untuk melakukan pemulihan. Perusahaan penerbangan mengatakan sedang dalam tahap akhir penyusunan rencana restrukturisasi utang untuk melewati krisis. Termasuk perlindungan untuk meningkatkan struktur modal dan memenuhi kewajiban.

PAL Holdings memiliki kewajiban sekitar 6 miliar dolar AS pada akhir Desember. Akibat krisis tersebut Philippine Airlines, yang sebagian dimiliki oleh ANAHoldings Inc Jepang, telah memangkas 2.700 pekerjaan, atau sepertiga dari tenaga kerjanya pada Oktober. Perusahaan memiliki 97 pesawat Boeing dan Airbus, 81 diantaranya disewa.

Restrukturisasi sendiri tidak akan memengaruhi operasi penerbangan. Sebaliknya, Philippine Airlines akan meningkatkan penerbangan internasional dan domestiknya karena pasar yang berangsur pulih dan pelonggaran pembatasan perjalanan.