Masak Besak di Pelataran BKB: Angkat Citra dan Marwah Palembang Usai Konten Rendang Willie Salim 

Masak Besak di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang/Foto: Maya
Masak Besak di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang/Foto: Maya

Sebanyak 5.000 kupon dibagikan kepada warga Palembang untuk menikmati hidangan rendang dan ayam kecap dalam acara Masak Besak yang digelar di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) pada Kamis, (27/3). 


Acara ini menghabiskan 300 kg daging rendang dan 700 ekor ayam kecap sebagai tanggapan terhadap konten kreator Willie Salim, yang sebelumnya mengaku kehilangan 200 kilogram daging rendang pada Selasa (18/3/2025) lalu

Masak Besak ini diinisiasi oleh dr. Richard Lee bersama Gerakan Cinta Rakyat (Gencar), dengan tujuan untuk mengangkat kembali citra dan marwah Kota Palembang, yang sempat menjadi sorotan setelah kontroversi konten rendang Willie Salim baru-baru ini. 

Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan kebersamaan dan semangat positif di tengah masyarakat Palembang. Proses memasak dimulai sejak pukul 14.00 WIB dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Persatuan Chef Profesional Indonesia (PCPI), Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI), HIPMI, Pemprov Sumsel, Pemkot Palembang, serta berbagai relawan dan komunitas lainnya. Enam wajan besar digunakan untuk memasak rendang dan ayam kecap dalam jumlah besar.

"Acara ini bertujuan untuk mengembalikan nama baik Kota Palembang yang sempat viral karena insiden masak besar yang sebelumnya tidak maksimal. Kami ingin menunjukkan bahwa Palembang adalah bagian dari Indonesia, dan meskipun disebut 'Prindavan', kita harus bersatu dan tunjukkan bahwa Palembang lebih baik. Mari kita saling rangkul, bukan saling benci," kata dr. Richard Lee saat membuka acara.

Asisten II Setda Palembang, Isnaini Madani, yang turut membuka acara masak besar ini, menegaskan bahwa masyarakat Palembang memiliki jiwa tertib, disiplin, dan saling menghargai. "Masyarakat Palembang penuh dengan sopan santun dan ketertiban. Kita buktikan bahwa masyarakat Palembang sejak masa kesultanan sudah beradab, memiliki rasa disiplin, dan perjuangan," ungkapnya.

Ketua Gerakan Cinta Rakyat (Gencar), Charma Afrianto, menambahkan bahwa kegiatan masak besar ini bertujuan untuk mengembalikan marwah positif masyarakat Palembang. "Konten Willie Salim, sengaja atau tidak sengaja, memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Ini adalah langkah untuk memulihkan citra Kota Palembang," ujarnya.

Kiki Kirana, EO acara, menjelaskan bahwa meskipun awalnya acara ini direncanakan dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan persiapan memasak, jadwal kemudian disesuaikan demi efisiensi waktu. Masakan dimulai pada pukul 14.00 WIB, dengan sebagian masakan dipersiapkan di rumah dan sebagian lainnya dimasak di tempat.

Acara Masak Besak ini tidak dimaksudkan sebagai buka puasa bersama (bukber) untuk menghindari penumpukan massa yang dapat menimbulkan masalah baru. "Kami tidak ingin mengumpulkan massa terlalu banyak. Acara ini murni untuk membagikan makanan kepada warga yang telah mendapatkan kupon," tambah Kiki.

Untuk mengantisipasi kerumunan massa, lokasi acara diamankan dengan pagar besi pembatas, agar masyarakat tidak menerobos masuk ke area memasak. Warga yang memiliki kupon diatur dengan tertib untuk antrean pengambilan makanan, menjaga situasi tetap kondusif.

Menu yang disajikan kali ini berupa rendang sapi dan ayam kecap, dengan ayam opor yang awalnya direncanakan digantikan menjadi ayam kecap sebagai hidangan khas Palembang. Warga yang sudah menunggu dapat menukarkan kupon mereka untuk mendapatkan hidangan yang telah disiapkan.