Marak Streaming Ilegal Premier League, Indonesia Masuk Target Kampanye Boot Out Piracy

Bintang Liverpool Virgil van Dijk mengajak penonton berhenti menikmati tayangan Premier League melalui streaming ilegal. (Ist/rmolsumsel.id)
Bintang Liverpool Virgil van Dijk mengajak penonton berhenti menikmati tayangan Premier League melalui streaming ilegal. (Ist/rmolsumsel.id)

Premier League meluncurkan kampanye media anti-pembajakan di Indonesia. Kampanye fase kedua ini dilakukan karena masih banyak penonton Premier League di Indonesia yang menikmati pertandingan melalui streaming ilegal.


Banyak risiko yang mengancam penonton streaming ilegal. Tidak hanya pengalaman menonton yang buruk dan berbahaya, penggemar bola juga menghadapi penundaan, tautan yang rusak, dan iklan pop-up. Lebih dari itu, penonton juga berpotensi mengekspos diri mereka terhadap ancaman malware dan ransomware berbahaya, yang sering kali mengarah pada pencurian dan penipuan data. 

Kampanye fase kedua Boot Out Piracy akan menampilkan video baru dari bintang Premier League, termasuk Virgil van Dijk dari Liverpool dan James Maddison dari Leicester City. Kampanye sebelumnya telah menyatukan beberapa pemain top Liga untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya pembajakan, termasuk Marcus Rashford dari Manchester United, Mohamed Salah dari Liverpool dan Son Heung-Min dari Tottenham Hotspur. Selain di Indonesia, kampanye ini juga berjalan di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong.

Penasihat Umum untuk Premier League, Kevin Plumb mengatakan, peluncuran kampanye Boot Out Piracy ini diluncurkan saat terdapat begitu banyak pertandingan untuk dinikmati oleh penggemar di seluruh dunia. Hal ini bertujuan agar terus meningkatkan kesadaran akan bahaya menonton pertandingan Premier League melalui streaming ilegal.

“Penggemar dapat mengalami sejumlah masalah serius jika mereka memilih untuk menonton konten bajakan, termasuk pencurian data mereka dan menjadikan diri mereka sebagai sasaran empuk serangan siber. Mereka juga harus mengalami pengalaman menonton di bawah standar yang kemungkinan besar akan sering diganggu oleh iklan pop-up dan buffering,” ujar Plumb pada keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLSumsel, Rabu (22/12).

Menurut Plumb, satu-satunya cara untuk menghindari semua bahaya itu adalah dengan menonton sepak bola Premier League melalui mitra siaran resmi.

“Kami akan terus bekerja dengan mereka dan otoritas lokal di Indonesia serta di seluruh Asia untuk melindungi penggemar agar tidak mengakses situs bajakan,” tegasnya.

Penelitian oleh perusahaan analitik data dan kekayaan intelektual, White Bullet Solutions menunjukkan bahwa dari situs web bajakan paling populer di Indonesia untuk menonton konten Premier League secara ilegal, 41 persen memuat iklan yang dianggap berisiko, berisi konten penipuan, malware, konten dewasa, atau perjudian.

“Penjahat dunia maya memanfaatkan sepenuhnya situs streaming ilegal yang tidak aman untuk menyebarkan malware, mendapatkan akses ke data pribadi, dan melakukan penipuan. Pesan kami kepada publik adalah, bahwa pembajakan sama sekali tidak sebanding dengan risikonya,” ucap Pendiri dan CEO White Bullet Solutions, Peter Szyszko.

Sejak pendirian kantor Asia-Pasifik di Singapura hampir tiga tahun lalu, Premier League telah memulai tindakan pemblokiran terhadap situs web ilegal di Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam dan Thailand, serta telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk membawa tindakan kriminal terhadap operator situs web dan pemasok perangkat streaming ilegal di seluruh wilayah, termasuk di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Liga bekerja sama dengan mitra siaran lokalnya dalam banyak hal yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

Premier League adalah anggota dari AVIA Coalition Against Piracy, asosiasi industri pembuat dan distributor konten video terkemuka di Asia, yang berfokus pada penanganan ancaman pembajakan di seluruh Asia.

Manajer Umum AVIA Coalition Against Piracy, Aaron Herps mengatakan, bahaya mengakses materi bajakan terus meningkat bagi konsumen. Menurut penelitian pihaknya, hanya 38 persen orang Indonesia yang memahami bahwa menonton konten bajakan meningkatkan risiko terkena malware, yang dapat menyebabkan orang tersebut menjadi korban kejahatan dunia maya.

“Sangat bagus bahwa para bintang Premier League, yang memiliki pengaruh besar, bersatu untuk membantu para penggemar memahami risiko keamanan dunia maya yang signifikan dari tontonan pertandingan bajakan,” tuturnya.