Konsultan Kementerian Pertahanan Ukraina Sebut Rusia Gunakan Mayat Tentaranya Untuk Pertahanan

Konsultan Kementerian Pertahanan Ukraina, Liubov Tsibulska, selama Webinar yang digelar LESPERSSI bertajuk "How The West Military Assistance Play a Role in Ukraine Resistance to Russia?" pada Kamis, 2 Maret 2023/Zoom
Konsultan Kementerian Pertahanan Ukraina, Liubov Tsibulska, selama Webinar yang digelar LESPERSSI bertajuk "How The West Military Assistance Play a Role in Ukraine Resistance to Russia?" pada Kamis, 2 Maret 2023/Zoom

 Pasokan persenjataan yang cukup untuk Ukraina akan membantu negara itu bertahan bahkan melawan balik serangan tentara Rusia.


Hal tersebut disampaikan oleh Konsultan Kementerian Pertahanan Ukraina, Liubov Tsibulska, selama webinar yang digelar LESPERSSI bertajuk "How The West Military Assistance Play a Role in Ukraine Resistance to Russia?" pada Kamis (2/3).

Dalam paparananya, Tsibulska mengatakan Ukraina tidak berminat untuk memperluas perang di Rusia dan hanya akan merebut kembali wilayah yang sudah diokupasi dan dianeksasi selama setahun terakhir.

Oleh sebab itu, satu-satunya cara untuk mendukung cita-cita Ukraina dalam menyediakan pasokan senjata yang cukup bagi tentara mereka.

"Kami perlu mendapatkan dukungan militer yang cukup. Sehingga dapat melakukan serangan balik dengan sangat efektif karena kreativitas kami di medan perang sangat termotivasi dengan semangat tanah air," jelas Tsibulska.

Lebih jauh Tsibulska mengungkap bagaimana taktik militer yang digunakan Rusia yang sangat kuno dan tidak manusiawi.

Ia menjelaskan bahwa selama perang, Rusia bahkan tidak mengambil mayat tentaranya yang telah tewas.

"Mereka membangun posisi pertahanan dengan mayat berserakan selama bulan-bulan musim dingin ini, dan semua laporan menunjukkan bahwa mereka bahkan tidak mengambil mayat dan tidak mengirim mereka ke kerabat mereka kembali ke Rusia," ungkap Tsibulska.

Oleh sebab itu, Tsibulska menyebut kebanyakan orang Rusia berperang bukan karena motivasi tanah air tetapi oleh rasa takut.

Sebab, Rusia memiliki unit rentetan, unit-unit itu berdiri di belakang garis pertama dari mereka yang bertempur dan personel yang mencoba mundur dari medan perang akan langsung di tembak.