Jelang perayaan Tahun Baru Imlek, harga batu bara terpantau mengalami penguatan yang signifikan.
- Pendapatan PGN Naik di Paruh Pertama 2024, Laba Bersih Melonjak 28 Persen
- Menko Airlangga: Pemerintah Dorong Tumbuhnya Inkubasi Bisnis dengan Ekosistem Digital
- Kurs Rupiah Tembus Rp15 Ribu Per Dollar, Ekonom Nilai Masih Tahap Wajar
Baca Juga
Mengutip data Refinitiv pada Kamis (8/2), harga batu bara ditutup di posisi 125,1 dolar (Rp1.957 juta) per ton, atau menguat tipis sebesar 1,3 persen.
Peningkatan ini merupakan berita positif, mengikuti kenaikan sebelumnya sebesar 1,31 persen pada perdagangan Rabu (7/2).
Sebagai konsumen utama batu bara, yang menggunakan batu bara untuk pembangkit listriknya, China dilaporkan telah mencapai rekor produksi batu bara dalam negeri sebesar 4,66 miliar metrik ton, atau mencatat pertumbuhan sebesar 2,9 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu data dari Administrasi Umum Kepabeanan menunjukkan bahwa impor batu bara oleh China juga meningkat hampir 62 persen dari tahun ke tahun pada tahun 2023, mencapai 474,42 juta metrik ton.
Penguatan harga batu bara diyakini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, yang berlangsung selama 3-14 hari.
Antusiasme ini didorong oleh rencana perusahaan untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang meningkat selama libur periode ini.
Meskipun sebagian besar tambang batu bara berencana untuk tutup selama liburan, mereka tetap berhati-hati dengan menjaga tingkat utilisasi kapasitas pada tingkat yang relatif rendah sebagai respons terhadap pemeriksaan keselamatan kerja.
Selain itu meningkatnya permintaan listrik pasca-pembatasan pandemi Covid-19 disinyalir turut menjadi faktor penting dalam peningkatan impor batu bara oleh China pada tahun 2023.
- Penjualan Alat Berat dan Pertambangan, Dongkrak Laba PT Astra Internasional di 2021
- Nilai Ekspor Jabar Tertinggi di Indonesia Sepanjang Semester I 2021
- Revitalisasi Pasar Tradisional di Muara Enim, Pj Bupati: Stimulan Pergerakan Ekonomi Rakyat