Jejak Kembar Identik dari SMPN 01 Pagar Alam: Dari Seragam Putih-Biru Menuju Calon Perwira Angkatan Darat

Sermadatar M.Rohman Prayoga/M.Rohim Prayogi Saat Memberikan Motivasi Kepada Siswa SMPN1 Pagar Alam/Foto: Taufik
Sermadatar M.Rohman Prayoga/M.Rohim Prayogi Saat Memberikan Motivasi Kepada Siswa SMPN1 Pagar Alam/Foto: Taufik

Di suatu pagi yang cerah, suara derap langkah terdengar mantap di lapangan upacara Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 01 Pagar Alam. Para siswa, guru, dan staf sekolah berkumpul dengan penuh semangat untuk menyambut dua tamu istimewa. 


Mereka bukan sekadar alumni, melainkan dua sosok yang telah membawa nama harum sekolah hingga ke kancah nasional: Sersan Mayor Taruna (Sermadatar) Muhammad Rohman Prayoga dan Sersan Mayor Taruna (Sermadatar) Muhammad Rohim Prayogi.

Kembar identik ini telah berhasil menembus Akademi Militer Angkatan Darat (AKMIL AD) dan kini tengah memasuki tahun terakhir pendidikan mereka. Hari itu, mereka kembali ke sekolah yang pernah menjadi rumah kedua, tempat mereka tumbuh dan belajar, untuk memberikan motivasi kepada para adik kelas.

Kedatangan Rohman dan Rohim disambut dengan hangat oleh seluruh civitas akademika SMPN 01 Pagar Alam. Kepala Sekolah, Nasib Kasianto, tak dapat menyembunyikan kebanggaannya.

"Mereka adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras dan tekad, siswa-siswi dari daerah pun mampu meraih prestasi tinggi," ujar Nasib dengan nada bangga.

Rohman dan Rohim, yang kini berdiri gagah dengan seragam militer, sejenak terdiam ketika melihat adik-adik mereka dalam seragam putih-biru. Seragam yang pernah mereka kenakan setiap hari selama tiga tahun penuh cerita. 

"Rasanya seperti baru kemarin kami duduk di bangku itu, belajar dan bercanda dengan teman-teman," ujar Rohman, mengenang masa-masa indah di sekolah.

"Masih jelas di ingatan kami saat upacara bendera setiap Senin pagi, saat kami berdiri di sini, sama seperti adik-adik sekarang. Tidak pernah terpikir bahwa suatu hari nanti, kami akan berdiri di sini lagi, tetapi dengan seragam yang berbeda, dengan tanggung jawab yang lebih besar," tambah Rohim, matanya berbinar dengan keharuan.

Di hadapan para siswa, Rohman dan Rohim berbagi cerita tentang perjalanan mereka. Mulai dari perjuangan mengikuti seleksi AKMIL, latihan fisik yang keras, hingga tantangan mental yang harus mereka hadapi setiap hari. 

"Ini bukan jalan yang mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Kami adalah bukti bahwa dengan tekad, kalian pun bisa mencapai apapun yang kalian impikan," kata Rohim.

Para siswa mendengarkan dengan penuh perhatian. Di antara mereka, ada Muhammad Azriel, seorang siswa kelas 9 yang tampak sangat terinspirasi. "Saya ingin mengikuti jejak kakak-kakak ini. Cita-cita saya adalah menjadi perwira polisi, dan saya akan berusaha keras untuk mencapainya," ujarnya dengan semangat.

SMPN 01 Pagar Alam memang telah lama dikenal sebagai sekolah yang melahirkan banyak perwira tinggi. Salah satu alumninya yang paling terkenal adalah mantan Kabareskrim Polri, Komjen (purn) Susno Djuadji. 

Prestasi Rohman dan Rohim seolah menjadi penegasan bahwa sekolah ini terus mempertahankan tradisi mencetak generasi unggul.

"Ini bukan hanya soal keberhasilan individual, tetapi juga soal kebanggaan dan tanggung jawab untuk menjaga nama baik sekolah. Kami berharap kehadiran Yoga dan Yogi hari ini bisa menjadi pemicu bagi seluruh siswa untuk terus berprestasi dan membawa nama baik SMPN 01 ke tingkat yang lebih tinggi," tambah Nasib Kasianto.

Kunjungan Rohman dan Rohim ke SMPN 01 Pagar Alam bukan hanya sekadar reuni, tetapi juga momen yang mengingatkan semua orang bahwa mimpi besar dimulai dari langkah kecil. 

Mereka yang pernah duduk di bangku SMP ini, yang pernah memakai seragam putih-biru, kini berada di ambang pencapaian besar.

Saat upacara selesai dan mereka bersiap meninggalkan sekolah, Rohman dan Rohim menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar sekolah. Mereka mengunjungi kelas-kelas, perpustakaan, dan lapangan yang penuh dengan kenangan. 

"Tempat ini akan selalu menjadi bagian dari siapa kami. Di sini, kami belajar tidak hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang kehidupan," kata Rohman dengan penuh rasa syukur.