Inggris Abaikan Permintaan AS Tak Gunakan Teknologi Huawei

Pemerintah Inggris memberikan izin terbatas penggunaan teknologi jaringan 5G buatan Huawei kepada masyarakatnya. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan negara sekutunya, Amerika Serikat (AS).


AS menentang dan melarang keras penggunaan teknologi ini. Bahkan, AS mengancam akan menghentikan proses tukar menukar informasi kepada negara-negara sekutu yang tetap nekat menggunakan teknologi Huawei itu.

Sementara Inggris merupakan negara sekutu dan bagian dari jaringan intelijen Five Eyes yang beranggotakan Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Menanggapi hal ini, Direktur lembaga intelijen Inggris (GCHQ) Jeremy Fleming mengatakan, ketidaksepakatan atas Teknologi Huawei China tidak menimbulkan ancaman bagi hubungan intelijen antara Inggris dan sekutunya.

“Five Eyes bukan sebuah organisasi melainkan kemitraan dan persekutuan. Jadi, walau ada kesepahaman bersama soal prinsip dasar, ada saatnya di waktu-waktu tertentu kami memiliki perbedaan pendapat,” kata Fleming, seperti dikutip dari Reuters.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menerima tekanan dari sejumlah politikus di partainya, juga dari Washington, untuk menghentikan kerja sama dengan Huawei.

Melihat situasi ini, ada kemungkinan Inggris akan menghentikan kerja sama dengan Huawei pada 2023.

“Saya pikir ini merupakan kekuatan aliansi, bahwa saat kami berbeda maka kami bisa memahami alasan yang membuat keputusan itu menjadi berbeda. Tapi juga memastikan kita terus melanjutkan kerja sama di area yang lebih luas,” kata Fleming.

“Kami melihat China sebagai musuh intelijen. Namun, kami melihat mereka sebagai mitra ekonomi. Kami bekerja sama dengan mereka pada area tertentu dan kami berkompetisi dengan mereka pada area lain,” jelas Fleming.[ida]