Indonesia Kuasai 34,1 Persen Ekspor Batu Bara Global pada 2023

Kapal tongkang batu bara yang melintas di Sungai  Musi Palembang. (dok/rmolsumsel.id)
Kapal tongkang batu bara yang melintas di Sungai Musi Palembang. (dok/rmolsumsel.id)

Permintaan batu bara global mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data International Energy Agency (IEA), volume batu bara global pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 1,47 miliar ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.


Pada tahun 2023, Indonesia tetap menjadi negara pengekspor batu bara terbesar, dengan volume ekspor sebesar 500 juta ton atau 34,1 persen dari total pasokan ekspor batu bara global. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci yang memengaruhi dinamika pasar batu bara internasional.

Australia berada di peringkat kedua dengan ekspor batu bara sebanyak 348 juta ton, setara dengan 23,7 persen dari total ekspor global. Rusia mengikuti di peringkat ketiga dengan ekspor sebanyak 221 juta ton, atau sekitar 15,1 persen dari total ekspor global.

Negara-negara pengekspor batu bara signifikan lainnya termasuk Amerika Serikat, Afrika Selatan, Kolombia, dan Kanada. Ketujuh negara tersebut, jika digabungkan, menguasai sekitar 89,8 persen dari total ekspor batu bara dunia pada tahun 2023.

Pada tahun 2023, penjualan batu bara dari negara-negara pengekspor utama ini umumnya mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi di Amerika Serikat, yang melaporkan kenaikan ekspor batu bara sebesar 9,1 persen (YoY).

Selanjutnya, ekspor batu bara Indonesia mengalami peningkatan sebesar 6,2 persen (YoY), sementara Afrika Selatan naik sebesar 2,9 persen (YoY). Ekspor batu bara dari Australia, Kanada, dan Kolombia juga meningkat masing-masing sekitar 1 persen (YoY). Sementara itu, ekspor batu bara Rusia mengalami penurunan sebesar 1,2 persen (YoY) pada tahun 2023.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) produksi batu bara Indonesia mencapai rekor tertinggi baru, yaitu 775 juta ton pada tahun 2023. Jumlahnya meningkat 12,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 518 juta ton batu bara dimanfaatkan untuk ekspor, mengalami peningkatan sebesar 11,4 persen (YoY).

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan energi dan adanya gangguan pasokan energi alternatif. Selama tahun 2023, batu bara sebanyak 213 juta ton digunakan untuk domestic market obligation (DMO) atau kebutuhan dalam negeri, melampaui target yang ditetapkan sebesar 177 juta ton.

Arifin menyebutkan pemanfaatan batu bara dalam negeri meningkat, terutama karena adanya peningkatan permintaan listrik. "Penyebab kedua (peningkatan DMO) adalah adanya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru sebesar 35 gigawatt yang masih dalam proses penyelesaian," kata Arifin, pekan lalu.

Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara pada tahun 2024 sebanyak 710 juta ton, dengan alokasi 181,28 juta ton untuk kebutuhan domestik.