Imbas Kelangkaan Minyak Goreng, Presiden Didesak Pecat Mendag

Warga Palembang antre mendapatkan minyak goreng bersubsidi. (Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id)
Warga Palembang antre mendapatkan minyak goreng bersubsidi. (Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id)

Di sebagian besar wilayah Indonesia masih terjadi antrean untuk mendapatkan minyak goreng. Bahkan seorang ibu di Berau, Kalimantan Timur harus kehilangan nyawanya saat akan antre untuk memperoleh minyak goreng.


Kondisi kelangkaan minyak goreng yang berlangsung beberapa bulan terakhir ini membuat banyak masyarakat geram dan kesal. Pemerintah dianggap tidak mampu mengatasi kelangkaan minyak goreng yang menjadi kebutuhan primer rumah tangga.

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga mendesak Presiden Joko Widodo meminta maaf kepada seluruh rakyat. Jokowi dianggap lamban melakukan penyelesaian kelangkaan minyak goreng ini yang telah menyengsarakan rakyat. Padahal, Indonesia adalah negara yang kaya akan kelapa sawit.

“Karena itu, sudah seharusnya Jokowi meminta maaf terhadap ibu-ibu yang sudah antre untuk membeli minyak goreng. Hal itu perlu dilakukan Jokowi atas tidak becus menterinya menangani kelangkaan minyak goreng,” kata Jamiluddin lewat keterangan tertulisnya, Selasa (15/3).

Jamiludin menambahkan, Presiden Jokowi juga harus menegur Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, karena tidak maksimal dalam melakukan tugasnya dalam mengendalikan ketersediaan dan harga minyak goreng untuk rakyat.

“Presiden juga seharusnya memecat Menteri Perdagangan yang tidak becus bekerja. Tindakan itu perlu dilakukan Jokowi sebagai bentuk pembelaannya terhadap rakyat yang sudah menderita akibat kelangkaan minyak goreng,” tegasnya.