IDAI Masih Keberatan Siswa Palembang Belajar di Sekolah

Dinas pendidikan (Disdik) Kota Palembang melakukan pertemuan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Mereka membahas protokol kesehatan, apabila nantinya siswa belajar secara langsung di sekolah.


Para dokter menyatakan bahwa anak-anak sangat rentan terhadap virus corona 2019 (Covid-19). Apakah ada kelayakan dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) bisa sekolah seperti biasa?

"Dari hasil diskusi tadi bersama IDAI, untuk membuka sekolah seperti biasa itu syaratnya banyak sekali. Persiapan sekolahpun harus sudah siap, baik itu gurunya, muridnya, sarana prasarananya, protokol kesehatannya, kesiapan anaknya, dan orang tuanya ini yang harus kita pertimbangkan lagi," ujar Kepala Disdik Kota Palembang Ahmad Zulinto usai pertemuan dengan IDAI Cabang Sumsel, Rabu (10/6/2020).

Zulinto mengatakan, pihaknya akan menyampaikan dengan Walikota Palembang bahwa masih sangat rentan apabila sekolah dibuka seperti biasa.

"Kenapa belum dibuka, karena penurunan dari Covid ini belum signifikan, melandai pun belum, apalagi menurun. Artinya kami tetap memperhatikan arahan dari para dokter, karena kesehatan anak lebih sangat penting, sedangkan pembelajaran bisa lewat vidio zoom, daring atau online dan bisa memberi tugas melalui WhatsApp," bebernya.

Menurutnya, dalam kondisi apapun dan usia berapa pun bisa tertular Covid-19. Apalagi untuk orang tua yang usianya sudah lanjut ditambah lagi ada riwayat penyakit, mereka tidak boleh mengajar atau mengantar anaknya ke sekolah.

"Apakah guru juga sudah sehat apa belom ini juga jadi pertanyaan kita. Guru kita banyak bukan 1000 - 2000 guru, tapi ada 6000an guru ditambah sekolah swasta dan PAUD, jadi ada sekitar 20.000 ribu guru di kota Palembang yang akan mengajar dan keluar rumah setiap harinya nanti," terangnya.

Apabila nantinya sekolah dibuka seperti biasa, pihaknya telah menyiapkan skenario, seperti sekolah harus menyediakan tempat cuci tangan di setiap kelas, alat pengukur suhu badan, jarak harus diatur, kemudian hand sanitizer sudah persiapkan.

Kemungkinan kita akan membuka sampel sampe dulu, misalnya SMP 1 atau SMP 9 yang kita buka, nanti dari IDI, IDAI, dan pemkot, dinkes mereka akan mengetahui layak belum siswa belajar di sekolah secara langsung.

"Apabila kita tetap membuka sekolah, kita harus berkomunikasi dengan IDI, IDAI, Dinkes kota, serta Pemkot Palembang. Kalau belajar di sekolah kita semu mengunci, kantin tidak boleh lagi dibuka. Nah tingkat sosialisasi kepada orang tua ini yang berat. Tidak ada istirahat, jam 8 masuk dan jam 11 udah selesai," jelas Zulinto.

Ketua IDAI Sumsel dr Silvia Tri Ratna mengatakan, pihak IDAI Sumsel dan IDI Palembang mendiskusikan soal persiapan bila memungkinkan masuk sekolah.

"Ya yang dipersiapkan saranan dan prasaranan dulu, dari gurunya juga, persiapan dari anak itu sendiri dan keluarganya," ujarnya.

"Artinya persiapan untuk hidup sehat, lingkungan sehat untuk menunjang penularan. Soal layak atau tidak saat ini masuk sekolah? Saya tidak bisa mengatakan saat ini layak atau tidak harus ada data epidemiologi dulu," katanya.

Namun yang jelas, dia melanjutkan bahwa angka kasus di Palembang ini belum turun, belum jelas kapan akan turun.

"Jadi khusus anak, sangat rentan sekali jika tertular. Begitu juga, risiko menularkan dan risiko tertular ketika sudah masuk sekolah," jelasnya.

"Sebelum mulai sekolah, anak anak itu harus betul-betul mengerti dulu, mengerti bagaimana hidup yang sehat, harus cuci tangan dulu dengan baik, pakai masker, bukan hanya anak tapi orangtua pun harus seperti itu, biar menjadi contoh anaknya," tutupnya.[ida]