Harga nikel tercatat berada ke level terendah dalam empat tahun pada pembukaan perdagangan London Metal Exchange (LME) di 2025.
- Triwulan Pertama 2023, bank bjb Tumbuh 10,8 Persen
- Investor Rumania Jajaki Peternakan Sapi dan Kebun Anggur di OKU Selatan
- Uang Kertas Rp10 Ribu Bergambar Rumah Limas Resmi Tidak Berlaku, Hanya untuk Koleksi
Baca Juga
Seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat 3 Januari 2025, harga nikel terpantau anjlok 1,6 persen menjadi 15.090 Dolar AS per ton pada awal pekan ini, setelah sempat menyentuh angka 15.055 Dolar AS per ton di awal perdagangan, yang merupakan level terendah sejak November 2020.
Saat ini, para investor fokus pada pengaruh penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi kebijakan stimulus yang lebih kecil di China, yang dapat memengaruhi harga nikel ke depannya.
"Investor menunggu untuk melihat apakah dan kapan kebijakan stimulus di China akan berdampak ke pasar logam dalam bentuk permintaan yang lebih kuat," kata Ahli Strategi Komoditas ING Ewa Manthey.
Pemerintah China baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan pinjaman dan pengeluaran publik, serta melonggarkan kebijakan moneter guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025.
Meskipun permintaan China melemah, Indeks LMEX yang mencakup enam logam utama di LME mencatatkan kenaikan moderat sekitar 4 persen pada tahun 2024, yang didorong oleh tekanan pasokan akibat berkurangnya suplai.
Nikel sendiri merupakan bahan utama untuk berbagai produk, mulai dari baja tahan karat hingga baterai mobil listrik.
- PSN Nikel di Maluku Utara Picu Krisis Lingkungan dan Sosial
- Program Hilirisasi Nikel Jauh Lebih Pesat Dibandingkan Bauksit, Bahlil Ungkap Alasannya
- Ramai Dibantah Iriana Jokowi Eksplorasi Emas dan Nikel di Papua