Gali Terowongan 595 Meter, Progres Fisik Bendungan Tiga Dihaji Capai 23 Persen

Progres pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di OKU Selatan. (Kementerian PUPR/rmolsumsel.id)
Progres pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di OKU Selatan. (Kementerian PUPR/rmolsumsel.id)

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatra VIII terus mengebut pengerjaan Bendungan Tiga Dihaji di OKU Selatan. Saat ini, progres fisik mega proyek tersebut telah mencapai 23 persen.


Kepala BBWS Sumatra VIII, Maryadi Utama mengatakan, pengerjaan saat ini difokuskan pada penggalian terowongan sepanjang 595 meter. Terowongan nantinya akan berfungsi mengalirkan air sungai selama proses pembangunan bendungan berlangsung. Saat ini, pengerjaaan terowongan sudah masuk tahap galian fondasi, pembuatan tumpuan tangan dan beberapa pekerjaan fisik lainnya.

“Jika terowongan sudah jadi, maka aliran air sungai bisa dialihkan sementara. Sehingga, proses pembangunan bagian bendungan lainnya tidak terganggu,” ujar Maryadi, Selasa (14/9).

Maryadi menyampaikan, meski kondisi cuaca beberapa hari belakangan kurang bersahabat dengan turunnya hujan deras di sebagian wilayah OKU Selatan, namun pihaknya tidak menemukan kendala yang berarti dalam proses pembangunan bendungan yang telah dimulai sejak 2018 lalu tersebut.

“Sejauh ini tidak ada kendala. Pembangunan masih terus berjalan,” katanya.

Maryadi menjelaskan, pembangunan bendungan tersebut menelan anggaran sebesar Rp3,7 triliun, Pengerjaan terbagi menjadi empat paket yang terdiri dari paket 1 senilai Rp1,07 triliun dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra.

Lalu paket 2 senilai Rp1,34 triliun dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero), PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk, dan PT SAC Nusantara. Paket 3 dengan nilai kontrak Rp629,94 miliar oleh PT Nindya Karya dan PT Taruna Putra Pertiwi. Paket 4 dengan nilai Rp690,71 miliar oleh PT Wijaya Karya dan PT Rudy Jaya.

Keempat paket pengerjaan bendungan mengalami pemangkasan di tahun ini. Seperti paket 1 dari Rp240 miliar dipangkas menjadi Rp30 miliar. Paket 2 dari Rp260 miliar menjadi Rp70 miliar. Paket 3 dari Rp276 miliar menjadi Rp95 miliar dan Paket 4 dari Rp368 miliar menjadi Rp195 miliar.

Namun, sambung Maryadi, pemangkasan tersebut tidak membuat pengerjaan proyek terhenti.

“Semua tetap bekerja. Kalaupun ada penundaan pembayaran di pihak ketiga, akan dilunasi di Januari 2022 nanti,” tuturnya.

Sebagai informasi, Bendungan Tiga Dihaji dibangun untuk menjaga kestabilan suplai air Daerah Irigasi (DI) Komering di saat musim kemarau. Selama ini, DI Komering yang memiliki luasan 124 ribu hektare hanya mengandalkan pasokan air dari Sungai Komering.

Selain untuk irigasi, Bendungan Tiga Dihaji juga diperuntukkan untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 0,30 m3/detik, pembangkit listrik sebesar 4x10 MW, dan sarana pariwisata serta olahraga.