Gagal Pinalti dan Tersingkir dari Euro 2020, Kapten Prancis Tolak Salahkan Kylian Mbappe

Striker Prancis, Kylian Mbappe, usai gagal mengeksekusi tendangan pinalti dan membuat mereka tersingkir dari Euro 2020 di National Arena Stadium, Bucharest, Rumania, Selasa (29/6) dinihari. (ist/rmolsumsel.id)
Striker Prancis, Kylian Mbappe, usai gagal mengeksekusi tendangan pinalti dan membuat mereka tersingkir dari Euro 2020 di National Arena Stadium, Bucharest, Rumania, Selasa (29/6) dinihari. (ist/rmolsumsel.id)

Bukan Piala Eropa kalau tidak menghadirkan beragam kejutan. Kali ini giliran tim unggulan Prancis, yang harus angkat koper lebih dulu usai dikalahkan Swiss lewat drama adu pinalti 4-5, setelah pada waktu normal bermain 3-3 di National Arena Stadium, Bucharest, Rumania, Selasa (29/6) dinihari.


Seperti dilansir dari dailymail.co.uk, Adalah Kylian Mbappe yang menjadi penyebab kegagalan Les Blues, lantaran sepakan kaki kanannya saat mengeksekusi pinalti mampu di blok kipper Swiss. Usai laga tersebut, striker Paris Saint-Germain itu melayangkan permintaan maaf kepada negaranya dalam sebuah posting yang menyentuh hati di Instagram.

Kylian Mbappe menulis ‘Sangat sulit untuk membalik momen ini. Kesedihan yang luar biasa setelah eliminasi ini, kami tidak dapat mencapai tujuan kami. Saya minta maaf atas hukuman ini. Saya ingin membantu tim tetapi saya gagal’.

‘Tidur pun terasa sulit, tetapi saya tetap sangat menyukai pasang surut pada olahraga ini. Saya tahu para penggemar kecewa, tetapi saya masih ingin berterima kasih atas dukungan Anda dan untuk selalu percaya pada kami’.

'Yang paling penting adalah bangkit lebih kuat untuk tenggat waktu berikutnya. Selamat dan semoga sukses untuk Swiss.'

Menyikapi hal itu, Kapten Tim Nasional Prancis, Hugo Lloris menolak menyalahkan Kylian Mbappe atas kekalahan mengejutkan Prancis dari Euro 2020. Sang kapten menegaskan bahwa ini tanggung jawab semuanya.

Hugo Lloris menyatakan, Prancis harus menghindari alasan setelah kekalahan penalti dramatis mereka oleh Swiss yang tidak diunggulkan. Lloris mengklaim skuad tidak berbuat cukup secara kolektif untuk maju. Apalagi, Lloris sendiri sudah berjibaku dan menyelamatkan satu penalti di waktu normal.

"Kami menang bersama, kami kalah bersama," kata Lloris.

“Kami semua bertanggung jawab, karena tersingkir pada tahap kompetisi ini. Tidak ada jari yang menunjuk. Kami harus berurusan dengan cedera, tetapi kami tidak punya hak untuk membuat alasan,” tegas dia.

Kiper Totenham Hotspurs itu melanjutkan, bahwa pemain sudah memberikan segalanya dan meninggalkan semuanya di lapangan. “Hukuman (pinalti) adalah lotere. Kami tidak memiliki keberuntungan. Sekarang kita perlu menahan rasa sakit. Saat kedudukan 3-1, kami seharusnya bisa menutup pertandingan,” ungkap dia.

Sama halnya dengan pemain belakang Prancis, Raphael Varane, saat berbicara pada TF1, yang juga menolak untuk menyalahkan Mbappe dan bersikeras timnya memiliki peluang untuk mengakhiri pertandingan di perpanjangan waktu.

“Penalti adalah lotere. Kami bisa saja mencetak gol di perpanjangan waktu, karena kami memiliki peluang untuk melakukan itu. Kondisi di ruang ganti juga tetap tenang dan kami akan fokus pada tujuan kami berikutnya,” kata dia.

“Ini sangat mengecewakan. Kami benar-benar mengacaukan babak pertama kami. Kami bereaksi di babak kedua tetapi kemudian memberi mereka ruang dan mereka Kembali,” tandas dia.

Prancis telah memuncaki Grup F yang notabene adalah grup neraka yang berisi Jerman dan Portugal, sementara Swiss menempati posisi ketiga di Grup A, di belakang Italia dan Wales.

Swiss yang belum pernah mengalahkan Prancis dalam pertandingan kompetitif sebelum kemenangan pada Selasa dinihari tadi, sekarang akan bermain melawan Spanyol di perempat final.