Polemik keberadaan Jakarta International Stadium (JIS) diharapkan tidak hanya difokuskan kepada bagunan semata, melainkan nasib masyarakat bekas penghuni lahan stadion terbesar di Jakarta Utara itu.
- Dewan Dorong Aparat Penegak Hukum Tindaklanjuti Dana Hibah PMI Kota Palembang
- Soroti Anak SD Baca Puisi di Acara Politik, Bawaslu Wanti-wanti Bacapres
- KPU Mulai Sosialisasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Baca Juga
Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Arjuna Putra Aldino secara khusus menyoroti nasib warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu yang terpinggirkan akibat proyek JIS.
"Sampai hari ini mereka (warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu) masih mencari keadilan, hidup terlunta-lunta," kritik Arjuna dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/7).
Dikatakan Arjuna, warga dua kampung tersebut hingga kini masih kesulitan memperoleh tempat tinggal. Janji relokasi oleh Pemprov DKI Jakarta pun belum terealisasi.
“Janji manis itu sampai hari ini tidak ada buktinya. Hanya pepesan kosong. Sampai hari ini mereka tidak bisa menghuni rusun yang dijanjikan," ujar Arjuna.
Atas dasar itu, GMNI meminta stakeholder terkait tidak hanya membahas kemegahan JIS, namun juga memikirkan nasib rakyat yang digusur.
“Membangun stadion sepak bola memang meningkatkan popularitas gubernur, tapi juga meninggalkan jejak luka yang menyayat rasa keadilan rakyat," tandasnya.
- Terjunkan 2.148 Personel, PLN Jamin Pasokan Listrik Aman Selama Ramadhan
- Kok Ribut? Nonton Film G30S/PKI Gak Dilarang..
- Gagal Di Pilkada OKU Timur Tahun 2020, Adik Ipar Gubernur Sumsel Maju Caleg DPR RI