Tidak hanya fenomena pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), saat ini masyarakat Kota Palembang juga dihadapi oleh munculnya beberapa nama, siapa pengganti H. Harnojoyo sebagai Walikota Palembang.
- Ribuan Pendamping Desa Pecatan Kemendes Mengadu ke Ombudsman
- Layak Pemilu Ulang, Kuasa Hukum Ganjar-Mahfud Sorot Lima Pelanggaran
- Mawardi Minta ICMI Sumsel Bersinergi Sukseskan Program Pemerintah
Baca Juga
Padahal, hingga saat ini, belum dapat dipastikan kapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), namun polling terkait nama-nama bakal calon pemimpin kota Palembang, mulai bermunculan di jagat media sosial.
Meski belum memastikan diri secara terang-terangan mendeklarasikan diri, munculnya sejumlah nama yang diperkirakan akan bertarung pada Pilkada Kota Palembang tersebut, dikhawatirkan bisa mengganggu jalannya pemerintahan sekarang.
Apalagi, ungkap Pengamat Politik dari Lintas Politika, Kemas Choirul Muklis, beberapa nama yang muncul dalam polling, merupakan pejabat pemerintahan yang masih aktif, seperti Sekda Kota Palembang, Ratu Dewa, Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda dan Sekda Provinsi H. Nasrun Umar.
Pria yang akrab disapa Muklis ini merasa, fenomena polling yang hadir ditengah masyarakat saat ini, kurang elok dan salah momentum. Apalagi saat ini hampir seluruh dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 dan Palembang salah satu Kota yang juga terdampak virus dari Wuhan China tersebut.
"Bayangkan, Wakil Walikota Fitrianti Agustinda dan Sekda Ratu Dewa terus di adu dengan kegiatan lapangan yang tidak produktif. Tentu akan mengganggu psikologis keduanya," ungkapnya via pesan singkat, Senin (15/6/2020).
Ia menyarankan, siapapun yang saat ini aktif dalam jabatan pemerintahan, lebih baik simpan dulu birahi politik tersebut. Kalaupun ada kandidat, silakan mengalir dalam bersosialisasi di tengah masyarakat.
"Alangkah baiknya fokus untuk membantu percepatan penanganan wabah ini sehingga kita semua dapat beraktifitas sebagaimana biasanya," tuturnya.
Kedepan masyarakat harus lebih cerdas menilai. Jangan sampai penderitaan masyarakat ditengah pendami ini, ada yang memanfaatkannya untuk sosialisasi yang dibalut dengan bantuan sosial.
"Jangan terkecoh, apalagi ada yang telah mendeklarasikan diri, mengaku sosok yang tegas, jangan dipilih. Sebab sudah jelas tidak memiliki kepedulian. Ditengah masyarakat menderita, malah disajikan urusan politik yg semestinya belum diwacanakan. Simpan dulu birahi politik, karena jika dilihat fenomena ini bisa jadi ada yg sudah kebelet untuk menjadi tim sukses padahal Pilkada masih lama," tandasnya.
- Soal Pemasangan Lift di Jembatan Ampera, DPRD Sumsel Akan Panggil Satker PJN Wilayah III Kementerian PUPR
- Istri Haedar Nashir, Siti Noordjannah Djohantini Jadi Pemilik Suara Terbanyak Muktamar Aisyiyah
- Sidang DKPP: KPU dan Bawaslu Lahat Dituding Tak Profesional