Keputusan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menunda tagihan kredit kepada debitur selama setahun akibat virus corona bisa berdampak buruk terhadap beberapa daerah.
- Penyaluran KUR di Sumsel Meningkat
- Aturan Lartas Impor Diminta Ditinjau Ulang
- Dikampanyekan, "Indonesia Care" dan Protokol Kesehatan Pariwisata
Baca Juga
Meski relaksasi itu dikhususkan kepada debitur yang memiliki kredit di bawah Rp 10 miliar, empat daerah terancam kelimpungan.
Jokowi mengaku sudah menghitung potensi penurunan daya tahan ekonomi berdasarkan provinsi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu sudah membagi skenario menjadi tiga, yang buruk, sedang, dan ringan.
“Saya kira kita ingin kita berada pada skenario yang ringan," kata Jokowi.
Berdasarkan perhitungan Jokowi, daerah dengan pertumbuhan ekonomi dari perburuhan bisa kelimpungan jika skenario level sedang diberlakukan.
"Kalau skenarionya sedang, yang terparah nanti akan berada di Nusa Tenggara Barat. Itu akan ada penurunan pendapatan kurang lebih 25 persen,” imbuh Jokowi.
Sementara itu, jika skenario level sedang diterapkan, daerah yang paling banyak petani dan nelayan dengan potensi terdampak terparah adalah Kalimantan Barat.
Jokowi memprediksi akan terjadi penurunan pendapatan hingga 34 persen dengan daya tahan Oktober-November 2020.
Apabila skenario level sedang diterapkan di daerah yang mengandalkan pedagang mikro dan kecil, Kalimantan Utara terancam terkena efek terburuk.
"Penurunan pendapatan sampai 36 persen, kemampuan bertahan di Agustus sampai Oktober," kata dia.
Sementara itu, efek terbesar untuk daerah dengan sopir angkot dan ojek yang paling berat terjadi di Sumatera Utara. Penurunan pendapatannya bisa mencapai 44 persen.
- Kolaborasi bank bjb-Len Railway Systems Permudah Layanan Bank Pegawai BUMN
- Politisi Beli Bank Perkreditan Rakyat, Langsung Hapus Hutang Bunga Nasabah di Bengkulu
- Sosok Samiaji Nugroho, Direktur Operasi PT SBS yang Berkarir Puluhan Tahun di Pertambangan