Maskapai penerbangan Dubai, Emirates tetap akan melakukan penerbangan ke Rusia selama Uni Emirat Arab tidak melakukan larangan terbang.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung presiden perusahaan, Tim Clark kepada World Government Summit yang berlangsung pada Selasa (29/3) waktu setempat.
“Selama negara bagian, pemilik kami, mengharuskan kami terbang ke sana, kami akan melanjutkannya,” kata Clark, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Rabu (30/3).
“Kami membawa barang-barang kemanusiaan di gudang kami. Kami memiliki LSM yang bepergian masuk dan keluar dari Rusia. Kami memiliki komunitas diplomatik masuk dan keluar dari Rusia, jadi yang kami lakukan hanyalah menjadi enabler, fasilitator, tanpa mengambil posisi politik untuk saat ini," ujarnya.
Dia mengatakan, jika tidak segera diselesaikan, konflik Ukraina akan menjadi perubahan paradigma bagi ekonomi global, termasuk penerbangan sipil.
“Jika ini bisa diatasi lebih cepat daripada tekanan globalisasi, tekanan permintaan dari berbagai sektor dalam ekonomi global akan sedemikian rupa sehingga kita bisa melewati ini. Semakin lama, semakin sulit untuk ditangani, ”katanya.
Eropa telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat yang dimiliki atau dikendalikan Rusia.
Semua pesawat, termasuk jet pribadi, sekarang tidak akan dapat mendarat, lepas landas, atau terbang di atas negara Uni Eropa mana pun.
Uni Emirat Arab sementara itu, telah menolak untuk memihak antara sekutu Barat dan Rusia dan tidak ikut menjatuhkan sanksi global yang pada Moskow atas invasinya ke Ukraina.
- Gol Cepat Dembele Bawa PSG Bungkam Arsenal di Emirates
- Lion Air Buka Rute Baru Palembang-Denpasar Mulai 20 November 2024
- Libur Lebaran, Garuda Group Siapkan 1,4 Juta Kursi