Ekspor Produk Hewan Sumsel Terkendala Peralatan

Seekor sapi tengah mencari makan di pinggiran Sungai Lematang. (dok/rmolsumsel.id)
Seekor sapi tengah mencari makan di pinggiran Sungai Lematang. (dok/rmolsumsel.id)

Sumsel memiliki potensi ekspor produk di luar komoditas pertanian yang selama ini menjadi andalan. Seperti komoditas peternakan. Hanya saja, ekspor komoditas ini masih terkendala peralatan.


Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Ahmad Rizali mengatakan, ekspor produk peternakan di Sumsel masih sangat minim. Menurutnya, hal itu disebabkan belum adanya peralatan untuk melaksanakan kegiatan ekspor. Selain itu, kapasitas Pelabuhan Boom Baru Palembang juga terbatas.

“Kapasitas pelabuhan kita hanya 2.000 ton untuk sekali pengiriman. Sedangkan untuk minimalnya sekali pengiriman harus 6.000 ton,” ujar Rizali saat dibincangi, Jumat (11/9).

Ia mengatakan, ekspor komoditas ternak Sumsel selama ini dilakukan melalui pelabuhan yang ada di provinsi lain. Seperti Pelabuhan Bakaheuni di Lampung dan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.

“Kita harus melalui pelabuhan lain yang memiliki peralatan lebih lengkap serta kapasitas lebih banyak,” katanya.

Menurutnya, beberapa komoditas hewan ternak yang diekspor melalui pelabuhan lain diantaranya daging sapi beku, sarang burung wallet dan beberapa produk lainnya. Rizali berharap pengusaha peternak di Sumsel mau untuk berinvestasi alat tersebut.

“Sehingga memudahkan kegiatan ekspor produk peternakan,” bebernya.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, ada beberapa hewan ternak yang memiliki populasi tinggi. Seperti sapi potong sebanyak 295.343 ekor, kerbau sebanyak 28.697 ekor, kuda 111 ekor, kambing 396.763 ekor, domba 34.008 ekor, dan babi sebanyak 21.756 ekor.