Pemerintah diminta berupaya maksimal untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
- Harga Emas Terus Melambung Didorong Depresiasi Dolar dan Perang Tarif
- Gawat! Rupiah Diprediksi Tembus Rp17.000 per Dolar AS Tahun Ini
- Kurangi Dominasi Dolar, China Kian Gencar Lakukan Dedolarisasi
Baca Juga
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, setidaknya pemerintah perlu mendorong devisa hasil ekspor terutama dari pertambangan dan perkebunan untuk kemudian dikonversikan ke kurs rupiah.
“Dalam situasi strong dolar, maka BI (Bank Indonesia) perlu mempersiapkan capital control atau syarat bagi eksportir untuk menyimpan hasil ekspor dalam perbankan domestik selama sekurangnya 6-9 bulan,” kata Bhima kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/10).
Selain itu, kata dia, pemerintah juga diminta untuk meningkatkan porsi local currency settlement dengan penambahan kerjasama negara tujuan ekspor utama menggunakan kurs lokal.
“Kerjasama ekspor dengan negara lain menggunakan kurs lokal untuk menguatkan rupiah,” tutupnya.
- Uang Kertas Ini Tidak Berlaku Lagi, Segera Tukar ke BI selambatnya 30 April 2025
- Bank Indonesia Gelar Syariah Festival Sriwijaya 2025 untuk Kembangkan Ekonomi Syariah Sumsel
- Tarif Listrik dan Harga Emas Dongkrak Inflasi Sumsel di Bulan Maret 2025