Pemerintah diminta berupaya maksimal untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
- Rupiah Tembus di Atas Rp16 Ribu per Dolar AS, Intervensi BI Dibutuhkan
- Rupiah Ambruk ke Rp15.723 Setelah BI Tahan Suku Bunga 6 Persen
- Rusia Hindari Dolar dan Euro untuk Transaksi Ekonomi Antar Negara, Ini Alasannya
Baca Juga
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, setidaknya pemerintah perlu mendorong devisa hasil ekspor terutama dari pertambangan dan perkebunan untuk kemudian dikonversikan ke kurs rupiah.
“Dalam situasi strong dolar, maka BI (Bank Indonesia) perlu mempersiapkan capital control atau syarat bagi eksportir untuk menyimpan hasil ekspor dalam perbankan domestik selama sekurangnya 6-9 bulan,” kata Bhima kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/10).
Selain itu, kata dia, pemerintah juga diminta untuk meningkatkan porsi local currency settlement dengan penambahan kerjasama negara tujuan ekspor utama menggunakan kurs lokal.
“Kerjasama ekspor dengan negara lain menggunakan kurs lokal untuk menguatkan rupiah,” tutupnya.
- Rupiah Tembus di Atas Rp16 Ribu per Dolar AS, Intervensi BI Dibutuhkan
- Transaksi Penukaran Uang Lebaran Tembus Rp123 Triliun
- Rupiah Ambruk ke Rp15.723 Setelah BI Tahan Suku Bunga 6 Persen