Satu per satu keluhan mulai muncul dari warga Palembang yang menjadi pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Transmusi yang telah disetop operasionalnya per 1 Januari 2022.
- Pj Bupati Muba Kembali Sidak Layanan Kesehatan, Ada Apa?
- Lahan Digarap Sepihak, Warga Keban Agung Ancam Aksi Besar-besaran di PT Bukit Asam
- DPMD Banyuasin Dorong Pemdes Integrasikan Peta Jalan Gambut Lestari ke RPJMDes
Baca Juga
Seperti disampaikan Hani, mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang. Hani yang sehari-harinya selalu menggunakan Transmusi untuk menuju dan pulang dari kampusnya itu merasa kesulitan ketika Pemkot Palembang menghentikan operasionalnya.
“Sekarang susah gak ada Transmusi, soalnya kalo mau ke kampus pasti naiknya Transmusi,” katanya kepada Kantor Berita RMOLSumsel, Kamis (6/1).
Hani menyampaikan, setelah Transmusi berhenti operasi dirinya terpaksa mengeluarkan ongkos lebih karena harus dua kali naik angkot. Bahkan jika menggunakan ojek online, uang yang dikeluarkan lebih besar lagi.
“Ongkos ojek online lumayan mahal. Kalau naik angkot malah harus dua kali naik dengan ongkos yang beda-beda. Kalau Transmusi praktis dan hemat. Memang harus transit, tapi ongkos hanya ditarik satu kali,” ucapnya.
Menyikapi hal itu, Kepala Dishub Kota Palembang, Aprizal Hasyim mengatakan, dengan tidak beroperasinya Transmusi, warga diimbau menggunakan moda transportasi lainnya.
“Masih ada angkot, Teman Bus dan LRT sebagai moda transportasi lainnya yang bisa digunakan,” ujarnya.
Menurut Aprizal, ada 13 jalur angkot yang berdampingan dengan LRT. Di antaranya rute KM 5 – Ampera, Perumnas-Ampera, Kertapati – Ampera, Lemabang – Ampera.
“Warga bisa memanfaatkan ini, di mana nantinya juga akan ada re-routing (penataan rute) jalur angkot menjadi 6-7 rute yang berdampingan dengan LRT,” terangnya.
Selanjutnya, akan ada penataan pelayanan bus massal melalui penataan rute dan peleburan koridor/rute trayek antara Teman Bus dan Transmusi.
“Kondisi saat ini pelayanan Teman Bus ada 4 koridor dan Transmusi ada 3 koridor,” tuturnya.
Kajian terhadap penataan rute bus massal saat ini sedang dalam proses di Direktorat Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
“Kemungkinan akan ada 5 atau 6 koridor pelayanan bus massal yang akan melayani masyarakat umum dengan sistem subsidi layanan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,” ujarnya.
Di Kota Palembang masih ada 4 koridor Buy The Service (BTS) yang disubsidi APBN dengan rute terminal Alang Alang Lebar - Dempo via Soekarno Hatta, terminal Alang Alang Lebar - Talang Jambe via Asrama Haji , Asrama Haji - Sako via Nurdin Panji dan Terminal Jakabaring - Terminal Plaju via Tegal Binangun.
- 30 Panwascam Empat Lawang Diambil Sumpah
- Protes Jalan Rusak, Warga Muba Tanam Pohon Pisang di Jalinteng
- Lahirkan Tenaga Pendidikan Berkualitas, 765 Guru di OKU Timur Ikuti PPKB GPAI