Dibully Soal Jalan Rusak Lewat Video Pendek, Cabup Kuryana "Skak" Balik KOKO

Keras juga "serangan" pihak yang pro kolom kosong (KOKO) dalam sosialisasinya di masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ogan Komering Ulu (OKU) tahun 2020 ini, terhadap pasangan calon (paslon) tunggal H. Kuryana Azis - Johan Anuar.


Bahkan ada video pendek yang beredar, berdurasi 2 menit 38 detik, mengatasnamakan Koko. Menyoal insfrastruktur di masa kepemimpinan paslon yang dikenal dengan jargon BEKERJA ini.

Intinya dalam video itu, paslon petahana dibully karena dianggap berbohong soal pembenahan insfrastruktur, terkhusus mengenai jalan.

Video yang juga menyinggung persoalan lainnya tersebut, nampak diedit sedemikian rupa, dari hasil mencomot perbincangan H. Kuryana Azis dalam sebuah podcast yang ditayangkan dalam akun yutub milik sebuah media lokal.

Video itu dipadukan dengan gambar atau foto kondisi jalan dalam kondisi rusak, yang tidak diketahui dimana lokasinya.

Nah, tak ingin isu miring tersebut mengkontaminasi masyarakat OKU, H. Kuryana Azis pun menyampaikan tanggapannyan dengan cara santun, dalam sebuah kesempatan pertemuan dialogis di kediaman tokoh masyarakat H. Siswanto, di kawasan Air Paoh, Baturaja, Rabu (14/10/2020) siang.

"Kami sadari di periode pertama kepemimpinan kami berdua, pasti belum memuaskan apa yang diharapkan seluruh masyarakat. Ya, itulah kemampuan kita yang ada. Bukan berarti kemampuan tidak mau bekerja. Tapi soal kemampuan dana untuk membangun OKU ini," ujar Kuryana didampingi Johan Anuar, mengawali counternya terhadap serangan bullyan tersebut.

Menurut Kuryana, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tentunya tidak melulu dihabiskan untuk satu poin itu saja (insfrastruktur jalan,red).

"Uangnya (anggaran,red) bukan hanya sekedar untuk itulah. Dengan segala upaya, kami bagi anggaran untuk dibangunkan di daerah-daerah di OKU sampai pelosok. Ada ratusan desa dan kelurahan di OKU ini," sebut dia.

Jadi, ditegaskan Kuryana, adanya jalan rusak, itu akan selalu terjadi. Dimanapun, dan siapapun pemimpinnya.

"Soal diviralkannya jalan rusak disana-sini. Perlu diketahui, bahwa siapapun yang jadi bupati, kondisi seperti itu akan selalu ada. Ini karena terbatasnya kamampuan anggaran yang ada. Arti kata, yang namanya pembangunan, itu bertahap," katanya.

Oleh karenanya, dalam membangun suatu daerah, menurut Kuryana, tentu tak bisa hanya mengandalkan APBD yang ada. Kalau hanya berpatokan dengan itu, maka akan sebegitulah adanya.

"Maka dari itu, kami (Kuryana-Johan,red) sepakat untuk meneruskan kepemimpinan ini, sehingga kami dapat memenuhi apa yang diharapkan," katanya.

"Perlu diingat, bahwa pekerjaan itu tidak akan pernah tuntas. Bangun jalan, bangun gedung dan lain-lain, harus beguyur (bertahap). Jalan rusak itu pasti ada, siapapun yang akan memimpin. Dan di periode yang akan datang, Insya Allah, kami akan memulai rencana, apa-apa yang diharapkan tadi," demikian Kuryana.