Tingginya curah hujan yang beriringan fenomena La Nina menjadi tantangan tersendiri bagi petani jelang puncak panen raya padi.
- BPBD Sumsel Minta Daerah Siaga, Puncak Hujan Diprediksi Berlanjut Februari
- Sumsel Alami Penurunan Curah Hujan, Waspadai Karhutla!
- Intensitas Hujan Tinggi di PALI, Danau Padang Meluap Bikin Ratusan Rumah Tergenang Air
Baca Juga
Begitu dikatakan Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman menyikapi peringatan BMKG agar masyarakat mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bersamaan dengan La Nina Lemah.
Pada cuaca itu akan terjadi potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini berlangsung mulai November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025.
"Ancaman La Nina ini merupakan bom waktu bagi petani. Potensi terjadi gagal panen jika dilakukan penundaan masa panen," kata Alex kepada wartawan, Kamis 20 Maret 2025.
Alex pun meminta kementerian dan lembaga terkait, segera mengkoordinasikan teknis pembelian GKP petani, sehingga bisa segera diolah jadi beras oleh Bulog sebagai operator.
Pembelian GKP yang maksimal, kata Alex, selain untuk memastikan petani merasakan hasil keringatnya, juga untuk memastikan target serap gabah pemerintah tercapai.
"Hari ini, petani sudah sangat bergairah dengan adanya kewajiban Bulog membeli gabah petani apapun kualitasnya, sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kg," ungkap Alex.
"Tak elok, kegembiraan petani ini kemudian kita tempatkan mereka pada posisi bahaya di tengah adanya ancaman La Nina sebagaimana dirilis BMKG," tegas Alex.
Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi panen pada Januari dan Februari 2025 ini, masing-masing 1,31 juta ton beras dan 2,08 juta ton beras, serta pada Maret diperkirakan akan melonjak menjadi 5,20 juta ton beras.
Berdasarkan tren, diperkirakan produksi beras masih akan surplus seiring musim panen raya di April dan Mei 2025.
Total proyeksi angka tersebut sudah melampaui konsumsi beras bulanan sebesar 2,5 juta ton atau terjadi surplus.
Dengan total proyeksi produksi 3 bulan pertama di 2025 sebesar 8,59 juta ton, ini akan dapat memenuhi total kebutuhan konsumsi selama 3 bulan yang diestimasikan berada di angka 7,77 juta ton.
Dengan kondisi seperti itu, akan terdapat surplus 820 ribu ton untuk triwulan pertama 2025.
Ini tentunya sebuah pencapaian positif dalam memenuhi target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
- BPBD Sumsel Minta Daerah Siaga, Puncak Hujan Diprediksi Berlanjut Februari
- Sumsel Alami Penurunan Curah Hujan, Waspadai Karhutla!
- Intensitas Hujan Tinggi di PALI, Danau Padang Meluap Bikin Ratusan Rumah Tergenang Air