Cik Ujang Terpilih Aklamasi Pimpin Demokrat Sumsel, Pengamat: Saya Pesimis!

Ketua Umum Partai Demokrat Sumsel periode 2021-2016, Cik Ujang/ist
Ketua Umum Partai Demokrat Sumsel periode 2021-2016, Cik Ujang/ist

Terpilihnya Bupati Lahat, Cik Ujang, secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel periode 2021-2026, pada Musyawarah Daerah (Musda) IV Partai Demokrat Sumsel, di The Exelton Palembang, Selasa (30/11), mendapat sorotan dari pemerhati politik.


Menurut Pemerhati Politik Sumsel dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes), Bagindo Togar langsung menilai, kiprah Cik Ujang dalam kancah perpolitikan di Sumsel dianggap belum matang, sehingga dia pesimis Partai Demokrat akan lebih eksis dari pencapaian kepengurusan sebelumnya.

"Mencermati terpilihnya saudara Cik Ujang sebagai Ketua Partai Demokrat Sumsel dalam Musda kali ini. Maaf, saya pesimis, bila mengacu dari levelitas kader, karir politik, komitmen organisatoris maupun pengalaman, plus dalam network strategis dengan kekuatan dan partai politik lain," ujar Bagindo Togar dihubungi RMOLSumsel, Selasa (30/11).

Bagindo mengungkapkan, capaian hasil pilkada serta legislatif dalam pemilu mendatang akan menjadi indikator penilaian keberhasilan Cik Ujang memimpin Partai Demokrat. 

Mantan Ketua IKA FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) ini mengingatkan, perolehan suara Kursi di DPRD Sumsel terus menurun sejak pemilu 2009, 2014 dan 2019. 

Seperti diketetahui, perolehan kursi legislatif di Sumsel mengalami penurunan setiap periode, mulai 13 kursi, turun 11 kursi dan saat ini 9 kursi saat ini. Begitu juga hasil Pilkada nya, walau diniliai tak separah daerah lain di Indonesia. 

"Realitas hasil dukungan politik publik di tahun-tahun sebelumnya, agar jadi referensi juga pelajaran penting bagi Partai Demokrat Sumsel. Muncul pertanyaan besar dengan terpilihnya beliau ini, apa alasan yang paling mendasar dan prinsip memilih Cik Ujang?," jelasnya.

Kemudian, urai Togar, permasalahan terkait sertifikasi pendidikan yang dimiliki Cik Ujang yang menimbulkan keraguan publik bakal menjadi masalah tersendiri. Apalagi, basic pendidikan dinilai sangat penting dimiliki ketua partai sebagai modal intelektual yang dimiliki tokoh partai. 

"Tentu saja hal itu bakal diusik terus, intelektual itu sangat penting yang harus dimiliki ketua partai. Nah, dalam hal ini kok Partai Demokrat nggak peka. Kalau saya menilainya modal sosial dan politiknya belum standar beliau masih baru, bahkan menjadi kepala daerah saja belum satu periode," kata dia.

"Sementara dalam partai politik itu dibutuhkan sosok politisi yang memiliki daya experience dan skill politik teruji, kwalitas dan juga legalitas intelektual qualified," tambahnya.

Kendati demikian, Bagindo menilai masih ada solusi yang harus dilakukan Cik Ujang kedepan. Menurutnya, ada tiga poin yang harus dilakukan untuk mengangkat performa Partai Demokrat kedepan. 

Diantaranya, dengan membangun tim atau kepengurusan yang solid dan militan yang punya pengalaman dan loyalitas yang memiliki tim work dan network. Ditambah, kemampuan berkolaborasi antar elit dan cakap berkomunikasi cakap dalam berkomunikasi politik terhadap publik, simapatisan, kader maupun fungsionaris partai sampai ke lapisan terbawah sekalipun.

"Intinya kedepan, beliau harus menerapkan prinsip tim work juga kolaborasi dalam mengelola manajemen organisasi partai. Bila tidak, wajar kejayaan atau kebangkitan Partai Demokrat Sumsel sulit diperoleh kembali seperti diperiode periode sebelumnya. Nah, kita lihat kedepan apakah PD masih PeDe, kurang Pede atau makin Pede," tandasnya.