Cerita Tim Katrol 1 Saat Mengikuti Jambore Dunia yang Dilanda Iklim Panas

Para peserta Jambore Dunia asal Indonesia /ist
Para peserta Jambore Dunia asal Indonesia /ist

Para peserta Jambore Dunia asal Indonesia sedang menghadapi tantangan ekstrem akibat cuaca panas yang melanda Korea Selatan. Kelompok Katrol 1 Jambore Pramuka yang mewakili wilayah Bengkulu, Bangka Belitung, dan Sumatera Selatan juga terpengaruh oleh kondisi cuaca yang panas ini.


"Kelompok Katrol 1 bergabung dengan peserta dari Aceh, Medan, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung," ungkap Muri, Ketua Kelompok Katrol 1, yang juga merupakan Kepala Sekolah SMPN 6 Unggul Sekayu, Muba, saat dihubungi pada Sabtu (12/8).

Sejak dimulainya perkemahan pada 1 Agustus lalu, peserta Jambore sudah merasakan panas yang ekstrem, dengan suhu udara mencapai 35 hingga 39 derajat Celsius. Menghadapi kondisi ini, peserta dari Indonesia diminta untuk bersiap-siap dalam menghadapi perubahan cuaca.

Meskipun pada awalnya peserta tetap melakukan kegiatan luar ruangan, pada hari kedua, yakni tanggal 2 Agustus, semua kegiatan luar ruangan dihentikan dan dialihkan ke tenda besar untuk kegiatan dalam ruangan.

"Semua peserta diminta untuk packing sejak sore dan membersihkan peralatan. Namun, semua kegiatan tetap dilanjutkan, dan baru pada hari ke-9 kami dipindahkan ke kampus Wongwank," jelas Muri.

Meski mengalami dua minggu panas ekstrem dan bahkan menghadapi hujan badai Taifun, peserta, khususnya dari Katrol 1, berhasil menjaga kesehatan mereka.

Selama 8 hari, peserta terlibat dalam berbagai kegiatan kepramukaan, termasuk lomba dan permainan. Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan luar ruangan sejak hari pertama, namun kemudian dialihkan ke dalam ruangan sejak hari kedua.

"Puncaknya adalah saat di kampus Wongwank. Selama dua hari, kami menampilkan berbagai pertunjukan budaya. Dan pada penutupan pada tanggal 11 Agustus, kami juga diberikan hiburan oleh artis K-Pop," ungkapnya.

Muri menjelaskan bahwa awalnya mereka khawatir, namun semuanya menjadi lebih menyenangkan dengan kehadiran artis K-Pop.

Selama berada di Korea, persediaan makanan selalu mencukupi, meskipun jenis makanan yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebiasaan di Indonesia.

"Pada akhirnya, setelah dua minggu mengalami panas ekstrem dan hujan badai Taifun di Korea, kami merasa terhibur," ujar Muri.

Sementara itu, Pj Bupati Muba, Apriyadi, merasa bersyukur karena semua peserta dalam kondisi sehat dan tidak terpengaruh oleh cuaca panas yang ekstrem di Korea Selatan.

"Kami menekankan untuk menjaga kesehatan dan mematuhi aturan panitia. Tetaplah memberikan yang terbaik dan raih prestasi di kegiatan kepramukaan tersebut," pesannya.