Sudah hampir pasti bahwa Indonesia akan mengalami resesi ekonomi di Kuartal III 2020. Akan tetapi masyarakat dituntut memahami beda antara Resesi Ekononi dan Krisis Ekonomi, karena kedua hal itu berbeda.
- Mensos Risma Marah-marah Lagi, Adu Mulut dengan Warga yang Menuntut Bansos
- Bisa Merusak Citra PDIP dan Jokowi, Risma Disarankan Mundur dari Mensos
- Beras Bansos Banyak Dikeluhkan Warga, Mensos Risma Harus Evaluasi
Baca Juga
Adalah Menko Polhukam yang menjelaskan itu. Menurutnya, hampir 100 persen yakin Indonesia akan dilanda resesi ekonomi. Sebab hanya ada 0, 1 persen bagi Indonesia untuk tidak resesi di bulan depan.
"Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," ujarnya saat acara temu seniman di Warung Bu Ageng, Jalan Tirtodipuran, Mantrijeron, Yogyakarta, Sabtu (29/8/2020).
Hanya saja, dia memastikan bahwa resesi ini bukan berarti Indonesia langsung mengalami krisis ekonomi. Bahkan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini memastikan resesi tidak berbahaya alias aman.
"Resesi itu teknis sebenarnya, tidak berbahaya, aman. Resesi itu artinya pertumbuhan ekonomi itu minus atau di bawah 1 selama 2 kuartal berturut-turut," ucapnya.
“Resesi itu bukan krisis, beda resesi dengan krisis,” demikian Mahfud.[ida]
- Terpidana Korupsi Alat Pencegahan Covid-19, Leksi Yandri Dijebloskan ke Penjara
- HMPV Tidak Akan Jadi Pandemi Seperti Covid-19
- HMPV Melonjak di China, Indonesia Diminta Waspada