BPS Sebut Ekspor Non Migas di Sumsel Menurun

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, peranan dan perkembangan ekspor non migas di Sumsel periode Januari - Juli 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode Januari-Juli 2019. 


"Jika dibandingkan dengan periode Januari - Juli 2019, ekspor produk industri dan produk pertambangan pada periode Januari - Juli 2020 ini mengalami penurunan masing-masing sebesar 19,51 persen dan 16,51 persen," katanya, Selasa (18/8/2020).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk nilai ekspor Sumsel pada Juli 2020 sebesar USD294,75 juta atau naik 19,95 persen dibandingkan ekspor Juni 2020. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Januari - Juli 2019) ekspor Provinsi Sumsel mengalami penurunan sebesar 18,78 persen.

"Ekspor Provinsi Sumsel Juli 2020 terdiri dari ekspor migas sebesar USD22,07 juta dan USD272,68 juta merupakan hasil ekspor komoditi non migas," ungkapnya.

Untuk ekspor sendiri dia menjelaskan, negara Tiongkok, Malaysia dan Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor di Sumsel pada periode Januari - Juli 2020, masing-masing mencapai USD683,02 juta, USD185,47 juta dan USD169,67 juta, dengan peranan ketiganya mencapai 52,53 persen dari total ekspor periode Januari -Juli 2020. 

Namun, untuk nilai impor Sumsel pada Juli 2020 sebesar USD62,49 juta atau naik sebesar 19,12 persen jika dibandingkan Juni 2020. "Impor Provinsi Sumsel Juli 2020 sebesar USD62,49 juta terdiri dari impor migas sebesar USD2,72 juta dan non migas sebesar USD59,77 juta.

"Dan Negara asal impor terbesar periode Januari - Juli 2020 yaitu Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD233,50 juta, diikuti Malaysia dengan nilai impor USD29,94 juta dan Vietnam dengan nilai impor mencapai USD11,67 juta," terangnya.