BPBD Sumsel Imbau Daerah Rawan Karhutla Segera Tetapkan Status Siaga Darurat

Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Selatan, M. Iqbal Alisyahbana/ist
Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Selatan, M. Iqbal Alisyahbana/ist

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengimbau pemerintah kabupaten/kota di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk segera menetapkan status siaga darurat bencana. Imbauan ini disampaikan menyusul mulai terjadinya karhutla di beberapa daerah.


“Kami mendorong agar pemerintah daerah mempercepat penetapan status siaga darurat karhutla. Hari ini saya sudah bertemu dengan Bupati OKI dan menyampaikan pentingnya langkah ini,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M. Iqbal Alisyahbana, Senin (26/5).

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi perhatian utama karena memiliki lahan gambut terluas di Sumsel, mencapai 500 ribu hektare. Menurut Iqbal, lahan gambut sangat sulit dipadamkan jika terbakar, sehingga diperlukan upaya mitigasi sejak dini.

“Penyiapan personel, peralatan, dan perlengkapan harus dilakukan lebih awal, khususnya di wilayah-wilayah yang rentan seperti OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. SK siaga darurat di beberapa daerah ini sebenarnya sudah di meja bupati, tinggal menunggu tanda tangan,” ujarnya.

Iqbal menambahkan, apabila dua kabupaten atau lebih menetapkan status siaga darurat, Pemprov Sumsel dapat menaikkan status ke tingkat provinsi. Hal ini akan membuka peluang untuk berkoordinasi lebih luas dengan BNPB dan kementerian terkait dalam penyediaan helikopter water bombing, patroli udara, dan operasi modifikasi cuaca (OMC).

“Helikopter akan diajukan sesuai kebutuhan. Kami juga akan mendirikan posko-posko pemantauan di wilayah gambut untuk meningkatkan pengawasan,” katanya.

BPBD Sumsel juga menggandeng perusahaan pemegang konsesi lahan agar memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman karhutla.

“Sosialisasi tentang bahaya karhutla terus kami gencarkan. Patroli rutin di lahan gambut juga menjadi langkah preventif. Kami berharap sinergi dengan masyarakat dan semua pihak bisa menekan risiko karhutla menjelang musim kemarau,” pungkas Iqbal.