Blusukan ke Pasar, Ganjar Akui Cari Materi Debat di Palembang

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo  berkampanye di Palembang dengan cara blusukan ke Pasar Km 5 dn Pasar 16, Jumat (2/2).(Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berkampanye di Palembang dengan cara blusukan ke Pasar Km 5 dn Pasar 16, Jumat (2/2).(Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)

Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo  berkampanye di Palembang dengan cara blusukan ke Pasar Km 5 dan Pasar 16 Ilir, Jumat (2/2).


Kampanye ini dilakukan tepat dua hari menjelang Ganjar menghadapi debat Pilpres yang terakhir yang dijadwalkan pada Minggu (4/2) .

"Oh pasti-pasti (bahan untuk debat Capres). Ketika kita berdebat, tidak bisa kita bicara konsep tanpa melihat fakta yang ada di lapangan," kata  Ganjar di Dermaga 16 Ilir, Jumat (2/2).

Dalam debat kelima nanti, tema yang dibahas soal kesejahteraan sosial, pembangunan SDM dan inklusi. Sesuai tema itu, Ganjar dalam kunjungannya ke Palembang menemukan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.

Salah satunya permasalahan harga bahan pangan yang masih alami lonjakan. Dalam diskusi bersama sejumlah warga, keluhan yang diterimanya terkait masih tingginya harga beras, gula dan lain sebagainya.

"Kita bicara tinggi-tinggi banget. Wah harganya tinggi, yuk kita turunkan. Problemnya ketemu kok, seperti ketika bertemu dengan peternak. Peternak hari ini kesulitan mendapatkan jagung (pakan), hari ini sudah Rp 9 ribu dari Rp 5 ribu, itu sudah tidak layak," katanya.

Menurut Ganjar,  peternak yang ditemui itu sedikit marah. Karena kenaikan harga pakan itu tidak berimbas pada harga ternak dan telur yang mereka jual.

"Artinya rugi di peternak dan pedagang. Ini yang kita bela, yang jumlahnya sangat banyak. Belum lagi impor sudah diizinkan,”ujarnya.

Menurutnya salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah membantu industri peternakan ini melalui intervensi pasar. Pemerintah bisa membeli produksi peternak, semisal telur untuk pemenuhan gizi masyarakat. Tapi ini tidak dilakukan. Termasuk dalam industri lainnya.

"Terbayang tidak kalau pemerintah mengintervensi dengan cara membeli telur banyak-banyak kemudian untuk peningkatan gizi masyarakat, ibu hamil, gizi buruk dan lain-lain. Padahal kita mampu melakukan itu. Pertanyaannya, kok kita tidak mau melakukan itu,”ujarnya.

Temuan Ganjar lainnya soal pengemudi perahu atau Ketek yang ada di Palembang. Keluhan yang diterimanya soal sulitnya dapat BBM jenis solar, sepinya penumpang, pinjaman modal dan sebagainya.

Ganjar mengusulkan adanya koperasi yang mengakomodir permasalahan itu. Hal itu, juga bisa dikoneksikan dengan Kartu KTP Sakti.

"Tadi saya sampaikan pada para operator perahu ketek, buatlah koperasi supaya bisa dapat pendampingan dan bantuan dari pemerintah dan dapat kredit khusus usaha-usaha kecil," katanya.

Menurutnya, apa yang sudah terkonfirmasi di lapangan dengan data dan fakta yang ada, khususnya pada bidang kesejahteraan sosial, akan menjadi materi dalam debat nanti.

Ia menambahkan, sesuai tema dalam debat nanti, dirinya tidak hanya akan bicara soal skill atau mencetak tukang saja.

"Tapi, bagaimana mencetak anak-anak berkarakter, berbudi pekerti luhur dan mudah dalam akses pendidikan termasuk bagi penyandang disabilitas," katanya.